Menteri Luar Negeri Mendorong Penambahan Truk Bantuan ke Gaza
Indonesia terus berupaya meningkatkan jumlah truk bantuan kemanusiaan yang dapat masuk ke Gaza untuk meredakan krisis di wilayah tersebut, kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Setelah menghadiri Forum Media ASEAN di Jakarta, Menteri Retno menyatakan, “Kami saat ini berusaha agar lebih banyak truk bantuan kemanusiaan dapat masuk ke Gaza karena situasinya sangat memprihatinkan.”
Presiden Joko Widodo telah menekankan pentingnya memberikan bantuan kemanusiaan sebanyak mungkin ke Gaza. Ini bukan hanya memberikan bantuan, tetapi juga memastikan bahwa bantuan tersebut sampai ke Gaza dengan cepat. Saat ini, hanya sekitar 20 truk bantuan yang diizinkan masuk setiap hari, dan itu pun melalui pemeriksaan ketat oleh Israel.
Menteri Retno mengetahui dari pertemuan dengan Presiden Komite Palang Merah Internasional (ICRC) bahwa ada kasus kolera di Gaza. Akibatnya, Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan untuk mendengarkan pengarahan dari UNICEF, UNOCHA, dan UNRWA tentang situasi kemanusiaan di Gaza.
Menteri Retno menjelaskan bahwa laporan dari ketiga organisasi tersebut sangat mengkhawatirkan, terutama yang berkaitan dengan ketersediaan air bersih, bahan bakar, dan makanan. Situasi semakin memburuk dengan dekatnya musim dingin.
Pemerintah Indonesia telah bersiap untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan secara nasional dan sedang berkoordinasi untuk persiapan terakhir sebelum mengirimkannya kepada warga Palestina di Gaza. Bantuan ini berasal dari orang Indonesia sendiri dan dari berbagai organisasi kemanusiaan besar seperti Indonesian Humanitarian Alliance, Baznas, dan PMI.
Menteri Retno menyatakan bahwa bantuan kemanusiaan dari Indonesia akan dikirimkan pekan ini, dan dia menegaskan bahwa ini bukanlah yang pertama dan terakhir. Bantuan akan dikirim melalui Mesir, dan saat ini satu-satunya cara bantuan dapat masuk melalui pintu lintas batas Rafah.
Menteri Retno telah berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri Mesir tentang masalah ini. Bantuan tambahan akan dikirim ke Bandar Udara El Arish, yang berjarak sekitar 40 kilometer dari Rafah.
Banyak orang tewas dalam krisis di Gaza, dan karena blokade Israel, penduduk terus kesulitan mendapatkan makanan, air, bahan bakar, dan obat-obatan. Hanya sejumlah kecil truk bantuan yang dapat masuk ke Gaza sejak pintu lintas batas Rafah dibuka pada 21 Oktober.