Menteri Perdagangan Mendorong Pedagang Pasar untuk Beradaptasi Dengan Kemajuan Teknologi
Pedagang di pasar tradisional diminta oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi kemajuan teknologi dan zaman untuk meningkatkan penjualan.
Zulkifli Hasan—juga dikenal sebagai Zulhas—mengatakan pada Selasa di Rakernas Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia di Semarang, Jawa Tengah, bahwa kemajuan teknologi tidak dapat dihindari. Ia menekankan bahwa ASEAN telah beralih ke sistem yang sepenuhnya digital dan bebas kertas (paperless). Sebagai contoh, dokter di Indonesia dan Filipina mengikuti standar yang sama, dan insinyur di Indonesia dan Malaysia juga melakukannya. Zulhas mengingatkan bahwa perdagangan barang akan semakin beralih ke format digital, dan para pedagang harus menerima perubahan ini, meskipun mereka tidak ingin melakukannya.
Zulhas melihat digitalisasi transaksi di kalangan pedagang pasar tradisional sebagai masalah besar. Untuk mengatasi masalah ini, dia berencana bekerja sama dengan Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI).
Digitalisasi sekarang ada, jadi tugas berat kami nanti kerja sama dengan APPSI untuk memastikan bahwa pedagang pasar dapat beroperasi secara online juga. Dia bisa jualan online selain orang yang belanja di pasar. Saya telah mengajarkannya berkali-kali. Jika saya menjual di pasar selama sepuluh hingga lima belas menit, tetapi jika saya menjualnya secara langsung, omzetnya dapat meningkat hingga dua kali lipat. Menurutnya, melatih untuk ikut serta dalam ekonomi digital akan menjadi tanggung jawab pemerintah berikutnya.
Zulhas menjelaskan bahwa e-commerce seharusnya membantu bisnis dan bukan menjadi ancaman. Oleh karena itu, Kementerian Perdagangan telah mengeluarkan beberapa peraturan untuk membantu pedagang dan UMKM beradaptasi dengan tren e-commerce.
Dengan didampingi Ketua Umum APPSI Sudaryono, dia mengatakan, “Mari kita ikut memanfaatkan e-commerce ini agar kita bisa menguasai pasar kita dan menyerbu pasar dunia. Kalau kita tidak seperti itu ya kita rugi karena semua dia pakai online, digital, pakai e-commerce.”