Saat menghadiri Konferensi Global on Sustainable Livestock Transformation yang diselenggarakan oleh Badan Pangan Dunia (FAO) di Roma, Italia, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyoroti pentingnya kerja sama global dalam sektor pangan, terutama dalam menghadapi tantangan global.
Mentan Yasin mengatakan dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta bahwa dia berharap pertemuan ini dapat menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi dunia, termasuk kemungkinan krisis global. Selain itu, dia menekankan bahwa kinerja industri pangan memiliki pengaruh yang signifikan pada bidang lain.
Mentan Yasin menyatakan bahwa kekurangan makanan dapat menyebabkan ketidakstabilan pemerintahan dan konflik politik. Akibatnya, dia berpendapat bahwa pengelolaan pangan global memerlukan paradigma baru, dan dia berharap FAO dapat memainkan peran penting dalam membangunnya.
Mentan Yasin berharap konferensi FAO pertama ini akan menghasilkan rekomendasi yang dapat dilaksanakan oleh negara-negara peserta. Dia menunjukkan tidak hanya paradigma baru dalam pengelolaan pangan, tetapi dia juga menekankan betapa pentingnya memiliki strategi yang jelas untuk pengolahan makanan, khususnya dalam industri pengolahan produk pangan. Produk-produk ini juga harus memiliki pasar yang jelas untuk menghasilkannya.
Dalam sambutan pembukaannya, Direktur Jenderal FAO, Qu Dongyu, menekankan bahwa untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh sektor pangan, terutama dalam industri peternakan, dunia membutuhkan solusi dan rencana aksi. Dia juga menekankan pentingnya kolaborasi dan perbaikan nyata, bukan hanya ucapan terima kasih. Tantangan yang dihadapi dimaksudkan untuk diselesaikan melalui diskusi ini.
FAO menyelenggarakan Forum Global Conference on Sustainable Livestock Transformation sebagai platform internasional di mana pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dapat bertukar pengetahuan, meningkatkan kesadaran, dan menetapkan prioritas untuk transformasi sistem peternakan berkelanjutan. Selain itu, Mentan RI berbicara dalam panel bertingkat tinggi bersama dengan Menteri dan Perwakilan Tingkat Tinggi dari Uruguay, Somalia, dan Australia.