Menteri PUPR : PLBN Menjadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Kawasan Perbatasan
Pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di daerah perbatasan, kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
Di Jakarta, Selasa, Basuki menyatakan bahwa pembangunan PLBN tidak hanya berfungsi sebagai pintu masuk tetapi juga menjadi pusat pertumbuhan ekonomi regional yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat perbatasan.
Menurutnya, PLBN tidak hanya menjadi simbol kebesaran negara, tetapi juga memiliki peran strategis dalam menjaga keamanan dan membangun ekonomi baru di wilayah perbatasan Indonesia.
Dalam upaya pemerintah untuk mempertahankan kedaulatan negara, Kementerian PUPR terus berusaha mengurangi perbedaan dan memeratakan pembangunan infrastruktur, khususnya di kawasan perbatasan.
Sesuai Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2019, Kementerian PUPR saat ini sedang menyelesaikan pembangunan tahap kedua dari 7 PLBN yang telah diselesaikan pada tahap pertama.
Menurut Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti, hingga saat ini enam PLBN telah selesai dibangun pada gelombang kedua. Beberapa di antaranya adalah PLBN Terpadu Sota di Kabupaten Merauke Papua, PLBN Terpadu Serasan di Kabupaten Natuna Kepulauan Riau, dan PLBN Terpadu Jagoi Babang di Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat.
Selain itu, daftar tersebut mencakup PLBN Terpadu Sei Pancang Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara, PLBN Terpadu Napan Kabupaten Timor Tengah Utara NTT, dan PLBN Terpadu Yetetkun Kabupaten Boeven Digoel Papua.
Salah satu PLBN yang telah rampung dan beroperasi sejak Juli 2023 adalah PLBN Jagoi Babang di Kalimantan Barat. PLBN ini memiliki kemampuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi baru bagi masyarakat yang tinggal di perbatasan dengan negara tersebut.
Pengelola PLBN Jagoi Babang, Misdo Jerry Purba, mengatakan bahwa pertumbuhan ini disebabkan oleh jarak yang lebih dekat ke Kota Kuching, Serawak, Malaysia. Perjalanan dari PLBN Jagoi Babang kurang dari satu jam, sementara dari Entikong, Aruk, dan PLBN Nanga Badau lebih dari satu jam.
Sejauh yang saya ketahui, sebagian besar produk yang diekspor ke Malaysia melalui PLBN Jagoi Babang adalah hasil pertanian seperti sayuran (petai, kentang, dan cabai) dan buah-buahan (semangka, buah naga, dan srikaya).
PLBN Jagoi Babang dibangun di lahan seluas 16,4 hektar dengan biaya konstruksi Rp225,7 miliar antara tahun 2020-2023. Bangunan inti, gudang barang dan transit, mess, kantor, Wisma Indonesia, menara air, rumah dinas, pos jaga, power house, Tempat Pengelolaan Sampah (TPS), pasar perbatasan, gerbang titik nol, dan fasilitas lainnya adalah bagian dari proyek ini.