Korban TPPO Dibujuk Menjadi Operator Judi Online, Menurut Menteri Sosial Tri Rismaharini
Menurut Menteri Sosial Tri Rismaharini, sebagian besar korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang ditemuinya akhirnya bekerja sebagai operator judi online.
Menurut Mensos Risma, dalam pernyataannya di Jakarta pada Senin (18/9), para korban sering dihadapkan pada pilihan yang sulit ketika mereka tiba di lokasi tujuan, seperti menjadi operator judi online atau menjual ginjal mereka.
Selain itu, ia berbagi pengalamannya sebagai Wali Kota Surabaya, di mana ia mengingat bahwa anak-anak adalah sebagian besar korban perjudian online. Ia menyadari bahwa kondisi tersebut dapat berdampak serius, seperti anak-anak yang tidak mampu membayar sekolah akhirnya terlibat dalam tindak kriminal untuk memenuhi kebutuhan mereka. Untuk mengatasi masalah ini, Mensos Risma membuat kebijakan untuk menggratiskan sekolah dan berhasil menurunkan tingkat kejahatan di kota tersebut.
Menteri Sosial Risma mengingatkan betapa pentingnya untuk mencegah korban TPPO terjerumus dalam dunia judi online. Dia juga mengingatkan bahwa anak-anak korban TPPO dapat menjadi target potensial untuk kejahatan seksual.
Selain itu, ia mencatat satu kasus di mana ia membawa pulang seorang pekerja migran Indonesia (PMI) yang mengalami pelecehan seksual terhadap anaknya. Kementerian Sosial membantu PMI tersebut memulai bisnis katering dan warung pecel ayam, dan membayar agen yang terlibat. Hasilnya, dibandingkan dengan bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) di luar negeri, pendapatan PMI meningkat, dan dia memiliki kemampuan untuk lebih memantau aktivitas anak-anaknya di rumah.