“Indonesia Manfaatkan Energi Surya untuk Target Nol Emisi Karbon 2060″
Indonesia, sebagai negara kepulauan di kawasan khatulistiwa, memiliki potensi besar dalam memanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) guna mencapai target nol emisi karbon pada 2060. Berkat lokasinya yang mendapatkan sinar Matahari sepanjang tahun dengan suhu yang ideal, Indonesia memiliki potensi energi surya yang melimpah.
Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa suhu rata-rata harian di seluruh wilayah Indonesia berkisar antara 21-26 derajat Celsius, dengan suhu maksimum 15-37 derajat Celsius. Hasil penelitian oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN) menunjukkan bahwa radiasi panas harian rata-rata energi surya mencapai 4,8 kWh per-meter persegi di Indonesia.
Potensi ini mendorong Indonesia untuk mengadopsi PLTS secara lebih luas dalam upaya mencapai target nol emisi karbon pada tahun 2060. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat bahwa pada tahun 2060, kebutuhan listrik Indonesia diproyeksikan mencapai 1.885 Terawatt Hour (TWh), di mana sekitar 635 gigawatt (GW) diharapkan berasal dari pembangkit listrik Energi Baru Terbarukan, termasuk PLTS.
Selain keunggulan sebagai sumber energi bersih yang ramah lingkungan, PLTS juga menonjol karena kemudahan pemasangan dan biaya perawatan yang rendah. Pemerintah Indonesia telah memberikan insentif kepada pengguna dan produsen panel surya dalam negeri, termasuk penghapusan biaya kapasitas, untuk mendorong pertumbuhan penggunaan energi surya.
Jumlah pelanggan PLTS di Indonesia terus meningkat, dengan pelanggan rumah tangga dapat menghemat biaya listrik hingga 30 persen. Pemerintah optimis bahwa dengan dukungan insentif dan regulasi yang lebih baik, penggunaan PLTS akan terus berkembang, membantu mencapai target nol emisi karbon pada 2060.”