Menyatu dalam Pemahaman untuk Memfasilitasi Kembalinya ODGJ ke Lingkungannya
Bandung, Penjuru – Merawat individu dengan gangguan jiwa (ODGJ) merupakan sebuah tugas yang memerlukan komitmen yang kuat serta kesabaran yang besar. Pola komunikasi yang baik dan menghindari konfrontasi sangat penting dalam menangani ODGJ, karena kesalahan dalam penanganan dapat memperburuk kondisi mereka.
Meskipun pasien ODGJ dapat sembuh dengan perawatan yang teratur, memulangkan mereka ke keluarga sering kali menjadi tantangan karena adanya stigma negatif terhadap gangguan jiwa. Pasien yang dipulangkan terkadang menghadapi perlakuan tidak menyenangkan seperti perundungan atau ejekan, sementara jika tetap tinggal di Rumah Sakit Jiwa (RSJ), hal ini dapat memperlambat pemulihannya atau bahkan menyebabkan kambuhnya penyakit.
Manajemen RSJ Tampan di Pekanbaru, Riau, menghadapi masalah serupa. Mereka tidak dapat menolak ketika masyarakat membawa ODGJ untuk dirawat, dan terkadang menerima pasien tanpa identitas yang ditemukan di jalan. Meskipun demikian, ketika pasien mulai membaik, keluarga sering kali enggan menerima mereka kembali karena stigma negatif.
Pasien ODGJ yang dirawat di RSJ Tampan terus bertambah, menunjukkan bahwa gangguan jiwa merupakan masalah yang masih sering dihadapi. Faktor-faktor seperti pola asuh, faktor genetik, dan tekanan dari lingkungan dapat menjadi pemicu gangguan jiwa. Oleh karena itu, penting untuk melakukan antisipasi sejak dini, baik dari keluarga maupun masyarakat, agar gangguan jiwa dapat dicegah.
Rehabilitasi pasien ODGJ tidak hanya melibatkan aspek medis, tetapi juga membutuhkan dukungan sosial dari keluarga dan masyarakat. Penting bagi semua pihak untuk melawan stigma negatif sehingga rehabilitan dapat kembali ke lingkungan mereka dengan nyaman. Dukungan keluarga, seperti perhatian, kasih sayang, dan pengakuan atas kesembuhan mereka, sangat penting bagi pemulihan pasien.
Di RSJ Tampan, pasien yang sudah sembuh diberikan pelatihan keterampilan agar dapat menjadi produktif saat kembali ke rumah. Kesembuhan pasien merupakan kebahagiaan bagi perawat, yang berusaha memberikan perawatan terbaik bagi mereka.
Meskipun demikian, pemulangan pasien sembuh seringkali terhambat oleh stigma masyarakat, beban bagi keluarga, atau faktor ekonomi. RSJ Tampan berusaha mengatasi masalah ini dengan mengirim pasien yang belum dijemput keluarga ke tempat penampungan sementara dan berupaya untuk memberikan mereka KTP agar dapat mengakses layanan kesehatan.
Kesehatan jiwa merupakan salah satu aspek penting dalam kesejahteraan masyarakat, dan perlunya dukungan dari semua pihak, termasuk PKK, dalam memberikan informasi dan mendukung individu yang mengalami gangguan jiwa. Stigma negatif terhadap ODGJ harus dihilangkan agar mereka dapat diterima kembali ke masyarakat dengan baik.
Kesimpulannya, memahami dan mendukung individu dengan gangguan jiwa adalah tanggung jawab bersama, dan setiap individu berhak untuk mendapatkan perlakuan yang adil dan dihargai dalam masyarakat.