Menyusuri Sejarah Pasar Baru dalam Perjalanan 4 Kilometer Selama 3 Jam
Tur Berjalan Kaki ke Pasar Baru: Sebuah Perjalanan Wisata yang Memikat
Ical dan dua belas orang lainnya baru saja menyelesaikan perjalanan berjalan kaki yang melihat Pasar Baru dari aspek sejarah dan kulinernya. Perjalanan ini mencakup sekitar 4 kilometer dan selesai pada pukul 12.00
Semua orang yang hadir, termasuk Ical, penuh dengan senyum bahagia, meskipun cuaca panas di Jakarta. Selama perjalanan, mereka telah saling berbagi pengalaman dan momen menarik. Salah satu tindakan yang mereka lakukan adalah mengikuti akun media sosial satu sama lain dan mengunggah foto-foto perjalanan mereka.
Perjalanan dimulai dari Stasiun Juanda, di mana Ical dan orang lain dibagi menjadi dua kelompok oleh pemandu wisata. Setelah perkenalan singkat, perjalanan dimulai.
Salah satu pemandu wisata, Maha, memulai dengan pertanyaan menarik tentang stasiun tertua di Jakarta, yang membuat semua orang, termasuk Ical, penasaran. Dia menjelaskan bahwa Stasiun Juanda adalah salah satu stasiun yang menghubungkan Batavia (Jakarta) dengan Buitenzorg (Bogor).
Setelah itu, perjalanan berlanjut ke Jalan Pintu Air Raya. Di sana, peserta mendengarkan cerita menarik tentang Bioskop Capitol yang dulunya hanya tersedia untuk orang Eropa. Selain itu, Maha menceritakan konflik antara Mr. Usmar Ismail dan manajer Capitol, yang pada akhirnya memicu penayangan film Indonesia di sana.
Perjalanan juga membawa peserta ke beberapa bangunan bersejarah. Salah satunya adalah gedung yang dulunya merupakan kantor surat kabar terbesar di Hindia Belanda, Bataviaasch Nieuwsblad. Maha memberikan penjelasan tentang sejarah surat kabar dan peran pentingnya dalam mendukung pergerakan kemerdekaan.
Kelenteng Sin Tek Bio, kelenteng tertua di Jakarta, memiliki Dewa Bumi sebagai tuan rumah. Maha menjelaskan sejarah kelenteng dan membedakannya dari kelenteng lain.
Peserta dapat mencicipi makanan lezat di toko Cakwe Koh Atek selama perjalanan. Selain itu, Maha memiliki kisah menarik tentang asal-usul kata “cakwe”.
Peserta kemudian pergi ke GPIB Pniel, sebuah gereja dengan petunjuk arah angin berbentuk ayam di atapnya. Maha memberi tahu kita tentang sejarah gereja ini dan bagaimana hubungannya dengan ayam.
Selanjutnya, Maha menceritakan sejarah toko sepatu Sin Lie Seng dan beberapa orang terkenal yang memakai sepatunya.
Perjalanan berakhir di Lembaga Kantor Berita Nasional (ANTARA). Di sana, peserta diberitahu tentang bagaimana ANTARA didirikan sebagai sumber berita alternatif yang jujur selama masa kemerdekaan.
Pemerintah DKI Jakarta mendukung tur berjalan kaki ini sebagai bagian dari upaya untuk mempromosikan tempat wisata tersembunyi di Jakarta. Ical dan orang lain yang mengikuti tur sangat menikmati pengalaman ini dan merasa lebih terhubung dengan kota Jakarta. Tur ini juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya mempertahankan budaya lokal dan lingkungan.
Peserta menutup perjalanan ini dengan senyum dan pemahaman yang lebih baik tentang Jakarta.