Moeldoko Menerima Kunjungan Dubes Uni Eropa untuk Bahas Negosiasi IEU-CEPA
Pada hari Rabu, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Denis Chaibi, mengunjungi Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, di Gedung Bina Graha, Jakarta. Pada kesempatan tersebut, Moeldoko berbicara tentang kebijakan hilirisasi Indonesia dan mendorong penyelesaian Perundingan Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Uni Eropa (IEU-CEPA) yang berlangsung selama delapan tahun.
Moeldoko berharap negosiasi IEU-CEPA mencapai kesepakatan yang menguntungkan semua pihak, dengan Indonesia sepenuhnya berkomitmen untuk itu. Ia menekankan bahwa Uni Eropa adalah mitra strategis bagi Indonesia, terutama dalam ekonomi, di mana Uni Eropa merupakan tujuan ekspor kelima Indonesia dengan nilai 21,5 miliar dolar.
Pemerintah Indonesia juga menekankan pentingnya kesepakatan perdagangan berkelanjutan dengan fokus pada penerapan prinsip keberlanjutan dan lingkungan untuk meningkatkan daya saing produk lestari. Moeldoko menjelaskan upaya Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan sertifikasi ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) dan Sistem Verifikasi Legal Kayu (SLVK) untuk produk kayu agar dapat diakui oleh IEU-CEPA.
Moeldoko berharap kebijakan hilirisasi di Indonesia tidak mengganggu penyelesaian IEU-CEPA. Dia juga menyoroti upaya pemerintah Indonesia dalam mendorong hilirisasi produk nikel, dengan sekitar 40 pabrik peleburan nikel menghasilkan feronikel dan nikel pig iron.
Moeldoko meminta Uni Eropa untuk berinvestasi dalam pembuatan pabrik di Indonesia. Sementara itu, Fabien Gehl, Ketua Negotiator Uni Eropa, menyatakan komitmen Uni Eropa untuk menyelesaikan negosiasi IEU-CEPA dalam waktu enam hingga delapan bulan ke depan, dengan harapan dapat mencapai hasil yang lebih baik bagi kedua belah pihak melalui peningkatan komunikasi.
Dengan pertemuan antara Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dan Duta Besar Uni Eropa, Denis Chaibi, diharapkan bahwa pembahasan mengenai IEU-CEPA dapat memberikan langkah positif menuju kesepakatan yang saling menguntungkan bagi kedua pihak. Kolaborasi erat antara Indonesia dan Uni Eropa diharapkan tidak hanya memperkuat hubungan ekonomi, tetapi juga menciptakan standar lingkungan dan keberlanjutan yang tinggi dalam perdagangan internasional.
