Muhaimin Iskandar Kerap Menyoroti “Etika Lingkungan” dalam Debat Cawapres

Muhaimin Iskandar Kerap Menyoroti “Etika Lingkungan” dalam Debat Cawapres

Di Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Minggu malam, Debat Keempat Pemilu 2024 berfokus pada Muhaimin Iskandar, calon wakil presiden nomor urut 1. Gus Imin, nama akrab Muhaimin, tercatat sering menekankan konsep “etika lingkungan” dan memperkenalkan konsep baru “tobat ekologis”.

Selama debat, Gus Imin menyebut kata “etika lingkungan” enam kali, sementara Gibran Rakabuming Raka, calon wakil presiden nomor urut 2, dan Mahfud Md, calon wakil presiden nomor urut 3, sama sekali tidak menyebut kata tersebut. “Etika lingkungan” mengacu pada cara manusia berperilaku dengan alam atau lingkungannya.

Gus Imin secara aktif menggunakan istilah “krisis iklim” enam kali saat berbicara tentang tema debat keempat, yang mencakup energi, sumber daya alam (SDA), pangan, pajak karbon, lingkungan hidup, agraria, dan masyarakat adat. Dia juga mengulang kata “redistribusi tanah” lima kali, dan “reforma agraria” lima kali.

Gus Imin juga sering menggunakan kata-kata seperti “hilirisasi” dan “Energi Baru Terbarukan (EBT),” yang dia katakan empat kali masing-masing. Pada akhir sesi debat, dia juga menggunakan istilah yang menarik, “tobat ekologis,” yang dia katakan tiga kali.

Di Jakarta, Gus Imin menyatakan, “Saya hanya mengajak Pak Prabowo, Pak Gibran, Pak Mahfud, Pak Ganjar, saya, Mas Anies, dan siapa pun untuk tobat ekologis, memperbaiki ke depan menjadi lebih baik lagi.”

Gus Imin menyadari krisis dan bencana lingkungan yang terjadi di seluruh dunia, dan dia mengajak semua orang untuk bekerja sama untuk mengantisipasi dengan baik tanpa menyalahkan satu sama lain. Sesi debat yang berlangsung selama dua setengah jam berakhir dengan pernyataan ini.

Di bawah ini adalah tabel yang mengumpulkan sepuluh kata atau tema yang paling sering diucapkan oleh Gus Imin selama debat keempat:

Selain itu, sebagai tanggapan atas pertanyaan Gibran Rakabuming Raka, calon wakil presiden nomor urut 2, tentang bagaimana menerapkan pembangunan berbasis bioregional, Gus Imin juga menekankan konsep tersebut. Ia menekankan bahwa bukan hanya politik dan administrasi yang memisahkan negara, tetapi juga komunitas dan ekosistem lingkungannya. Gus Imin menunjukkan Papua sebagai tempat yang harus dibangun dengan pemerataan dan keadilan yang sempurna.