Mulai dari Rumah Bedeng Bawah Jembatan, Sosok Ini Menjadi Raja Rokok Indonesia!
Rokok Sampoerna mungkin sudah sangat dikenal masyarakat, namun tidak banyak yang tahu tentang sosok di balik kesuksesan tersebut : Liem Seeng Tee, pendiri sekaligus raja rokok Indonesia.
Liem Seeng Tee memulai hidupnya dalam kesulitan. Setelah menikahi Siem Tjiang Nio pada tahun 1912, kehidupan pasangan ini sangat sederhana. Mereka harus tinggal di rumah bedeng di bawah jembatan di Gang Gembong. Meskipun Siem Tjiang Nio awalnya ragu menikah dengan Liem karena kekurangan pendidikan dan pekerjaan tetap, mereka tetap menikah.
Siem Tjiang Nio kemudian ikut membantu Liem Seeng Tee dalam mencampur dan melinting rokok. Liem Seeng Tee beralih menjadi peracik di sebuah pabrik rokok kecil di Lamongan, Jawa Timur, yang menjadi titik awal perjalanan bisnis rokoknya.
Tjiang Nio dikenal hemat dan sering menjual kue di depan rumahnya yang sederhana. Dalam enam bulan pertama pernikahan mereka, Liem Seeng Tee dan Tjiang Nio bekerja keras dan hidup hemat, sehingga Liem memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya di pabrik rokok. Mereka kemudian membuka sebuah warung kecil di Jalan Cantian Pojok, Surabaya, yang menjual sembako dan hasil tembakau.
Liem Seeng Tee juga kembali menjual produk tembakau dari toples kaca dengan cara berkeliling, alih-alih menjual batu bara. Pada tahun 1913, mereka mendirikan usaha kecil bernama Handel Maatschappij Liem Seeng Tee.
Pada tahun 1914, pembangunan jembatan baru meningkatkan lalu lintas di depan kios mereka, dan bisnis mereka berkembang pesat. Meskipun mengalami kerusakan atap jerami selama musim hujan, Liem Seeng Tee terus merawatnya.
Keluarga mereka bertambah dengan kelahiran dua anak laki-laki, Swie Hwa pada tahun 1914 dan Swie Ling pada tahun 1915. Namun, pada awal 1916, mereka mengalami bencana ketika api melanda gubuk tempat tinggal mereka, menghancurkan rumah dan harta benda mereka. Meskipun kehilangan besar, mereka berhasil membangun kembali rumah mereka dengan bantuan teman-teman.
Tak lama setelah kebakaran, Liem Seeng Tee mengetahui ada kesempatan untuk membeli campuran tembakau dari pedagang yang bangkrut. Meskipun dia tidak memiliki uang tunai, Siem Tjiang Nio ternyata telah menyimpan sejumlah uang di dalam bambu berongga yang tersembunyi di bawah atap. Uang tersebut memungkinkan mereka untuk membeli tembakau dan melanjutkan bisnis.
Kemitraan Liem Seeng Tee dan Tjiang Nio adalah contoh unik dari kerja sama bisnis, di mana mereka berbagi kendali dan hak suara yang sama. Perolehan campuran tembakau dan penawaran berbagai saus untuk dicampur dengan tembakau mempopulerkan kios mereka. Usaha ini akhirnya berkembang menjadi merek rokok Sampoerna yang terkenal hingga saat ini.