Nezar Patria, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Mengajak Generasi Muda untuk Memupuk Nasionalisme Melalui Literasi dan Kebudayaan Digital.
Salah satu program strategis Kementerian Komunikasi dan Informatika, empat pilar literasi digital, menurut Nezar Patria, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, harus digunakan oleh generasi muda untuk menghidupkan kembali semangat nasionalisme di era teknologi.
Dalam pembukaan Seminar Tematik dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia, Nezar mengatakan, “Dengan program literasi digital yang diluncurkan oleh Kementerian Kominfo, kita tengah berupaya membangun apa yang dikenal sebagai budaya digital atau digital culture.”
Nezar menekankan bahwa Kemenkominfo memiliki tugas untuk menyediakan konektivitas digital yang merata di seluruh Indonesia. Namun, membentuk budaya digital adalah tantangan, terutama bagi generasi muda.
Ia mengakui bahwa saat ini kita berada dalam era ruang siber dan digital, di mana aliran informasi melalui internet bergerak sangat cepat. Generasi muda, terutama yang tumbuh pada abad ke-21, adalah generasi digital, yang memiliki akses global ke berbagai situs tanpa hambatan.
Nezar menyatakan, “Generasi muda kita, terutama mereka yang lahir pada abad 21, merupakan generasi digital yang memiliki akses global ke berbagai situs web tanpa hambatan yang signifikan. Pengetahuan mereka jauh lebih canggih dibandingkan generasi sebelumnya.”
Nezar berharap bahwa seminar tematik “Merawat Nasionalisme Generasi Muda”, yang diadakan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia, dapat memberikan banyak manfaat, terutama untuk membangkitkan semangat nasionalisme di kalangan generasi muda.
Ia menyatakan bahwa sejak kemerdekaan Indonesia diperoleh pada tahun 1945 hingga 2023, telah ada banyak tantangan untuk memupuk semangat nasionalisme.
Perjalanan dari tahun 1945 hingga 2023 telah menghasilkan beberapa generasi, mungkin kita sekarang berada pada generasi keempat setelah kemerdekaan. Nezar mengatakan bahwa mengetahui bagaimana prinsip-prinsip nasionalisme yang dimulai pada tahun 1945 masih relevan hingga hari ini merupakan tantangan yang sulit.
Beberapa figur penting juga hadir di seminar tersebut, termasuk Usman Kansong, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik; Inspektur Jenderal Arief Tri Hardiyanto; Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia; Hary Budiarto; Kepala Biro Umum; Sensilaus Dore; dan Rhina Anita, Kepala Biro Humas.