Panduan Keselamatan Berkendara di Jalan Berdebu
Ketidakpastian cuaca seringkali mengiringi libur Natal dan Tahun Baru. Jalan-jalan mungkin berdebu saat cuaca panas, terutama di daerah pedalaman. Untuk berkendara dengan aman, penting untuk mengingat bahwa jalan raya dan jalan tol tidak hanya terpengaruh di daerah pedalaman. Karena hal ini berhubungan dengan keselamatan pengguna jalan, turunkan kecepatan kendaraan saat melintasi jalan berdebu.
Sony Susmana, Direktur Pelatihan Perlindungan Keselamatan Konsultan Indonesia, mengatakan bahwa berkendara di jalan berdebu menyebabkan dua masalah utama: jarak pandang yang terganggu dan kondisi jalan yang lebih licin. “Jarak pandang dipengaruhi oleh debu yang terbang, maka sebaiknya hindari membuat debu terbang saat berkendara di jalan tersebut,” katanya kepada Kompas.com. Abu yang beterbangan dapat mempersulit pengguna jalan dan orang lain di sekitarnya untuk melihat.
Sony menambahkan, “Saat melaju terlalu cepat, situasi dapat semakin memburuk dan jarak pandang akan semakin berkurang, yang pada akhirnya akan mengganggu lalu lintas.” Oleh karena itu, Sony menyarankan untuk mempertahankan kecepatan saat melewati jalan berdebu sebagai tindakan etika selain keamanan berkendara: “Menjaga kecepatan saat melewati jalan berdebu juga dapat mengurangi risiko tergelincir, karena debu memiliki sifat yang licin, mirip dengan pasir, sehingga sangat berbahaya bagi kendaraan.”
Sony menekankan bahwa batasan kecepatan saat melewati jalan sebagian besar tergantung pada kondisi jalan. Akibatnya, pengendara harus dapat memahami kondisi di tempat tersebut. Jika debu terbang dengan kecepatan 20 km/jam, kecepatan harus dikurangi menjadi 15 km/jam atau bahkan lebih lambat. Sony menjelaskan bahwa ini bukan hanya masalah hukum, tetapi juga etika berkendara, meskipun tidak ada undang-undang yang dilanggar. Oleh karena itu, menjaga keselamatan saat berkendara menjelang libur Natal dan Tahun Baru sangat penting, terutama saat berkendara di jalan yang berdebu.