Panglima TNI Terapkan Pendekatan ‘Smart Power’ dalam Menghadapi Serangan KKB
Selama sepekan terakhir, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto telah menerapkan pendekatan smart power. Untuk menangani serangan yang terlakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
“Penanganan Papua, kami harus menggunakan smart power.” Kata Agus dalam konferensi pers yang teradakan di Markas Besar TNI AD (Mabesad) di Jakarta pada hari Jumat. Ia menegaskan bahwa penggunaan kekuatan lunak harus terprioritaskan. Sementara kekuatan keras akan teranggap sebagai pilihan terakhir karena KKB terus menyerang pasukan yang bertugas.
Agus menjelaskan bahwa jika kekuatan keras adalah pilihan terakhir, seperti yang mereka Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) lakukan saat ini.
Untuk menangani masalah keamanan di Tanah Papua, Agus Subiyanto mengusulkan pendekatan kekuatan pintar yang melibatkan penggunaan kekuatan keras, kekuatan halus, dan terplomasi.
Menurut Kolonel Inf. Hendhi Yustian, Kepala Penerangan Komando Cadangan Strategis TNI AD (Kostrad), pada Kamis (30/11), terjadi baku tembak antara KKB dan Personel Satgas Yonif Mekanis Raider 411/Pandawa di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Akibatnya, dua prajurit TNI meninggal dunia.
Singkatnya, Henndhi mengonfirmasi peristiwa tersebut, tetapi dia tidak memberikan detail kronologinya. Sebelumnya, pada hari Sabtu (25/11), terjadi pertempuran antara Satgas Yonif Mekanis Raider 411/Pandawa dan KKB di Nduga, yang mengakibatkan kematian empat anggota TNI.
Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Humas Damai Cartenz 2023, AKBP Bayu Suseno. Mengatakan bahwa tim gabungan TNI-Polri yang terlibat dalam damai Cartenz meningkatkan pengamanan di 9 daerah operasi yang teranggap sebagai titik tindak kejahatan oleh KKB. Ini terlakukan untuk mencegah gangguan keamanan dari kelompok yang berusaha memisahkan diri dari NKRI.