Anak Harus Dilindungi dan Dilibatkan dalam Pembangunan
Anak-anak adalah aset berharga dan penerus masa depan negara. Potensi dan sifat unik mereka memerlukan perhatian dan perlindungan untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Oleh karena itu, pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi masalah yang sangat penting untuk pembangunan negara ini. “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan perlindungan dari kekerasan serta diskriminasi,” kata Pasal 28 B UUD 1945.
Anak-anak, sebagai kelompok yang rentan, membutuhkan perlindungan yang kuat terhadap hak-hak mereka. Dunia telah menyadari betapa pentingnya melindungi hak-hak anak untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
Kondisi generasi penerus kita, anak-anak, akan membentuk masa depan negara kita.
Salah satu cara untuk memenuhi hak dan melindungi anak-anak adalah dengan memberi mereka kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, pemerintah bertanggung jawab untuk mendorong dan mendukung anak-anak untuk mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan, termasuk hak mereka untuk menyatakan pendapat mereka dan berperan aktif dalam proses tersebut.
Melalui Peraturan Menteri PPPA Nomor 1 tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri PPPA Nomor 18 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Forum Anak, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) telah mengatur partisipasi anak dalam pembangunan.
Peraturan tersebut mendefinisikan partisipasi anak sebagai upaya anak atau kelompok anak untuk menyatakan pendapat mereka tentang topik apa pun sesuai dengan martabat kemanusiaan.
Hak anak untuk didengar dan dipertimbangkan oleh orang dewasa—orang tua, masyarakat, pemerintah, dan negara—adalah penting untuk pembuatan kebijakan, program, dan kegiatan pemerintah yang lebih baik.
Selain itu, partisipasi anak berdampak positif pada perkembangan mereka: meningkatkan kecerdasan sosial, emosional, dan intelektual mereka, dan meningkatkan rasa percaya diri mereka. Ini semua akan berkontribusi pada pencapaian Visi Indonesia Emas pada tahun 2045.
Keterlibatan dalam Pembangunan
Salah satu cara untuk memenuhi hak anak untuk terlibat dalam pembangunan adalah melalui Forum Anak, salah satu prinsip dasar Konvensi Hak Anak yang diakui secara global. Forum Anak menganggap anak-anak sebagai objek pembangunan.
Akibatnya, kebijakan, program, dan kegiatan pemerintah di tingkat nasional, provinsi, kabupaten, dan desa harus mempertimbangkan keinginan dan perspektif anak-anak saat mengembangkannya.
Forum Anak Nasional (FAN), yang beroperasi di tingkat nasional hingga desa dan kelurahan, dapat mendorong inisiatif ini. FAN telah berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan sebagai pelapor dan pelopor (2P).
FAN adalah organisasi anak yang didirikan oleh KemenPPPA untuk membantu anak-anak di seluruh Indonesia berkomunikasi dan berinteraksi dengan pemerintah dalam upaya memenuhi hak partisipasi anak.
Penting untuk diingat bahwa anak-anak memiliki kemampuan untuk melaporkan dan melaporkan pelanggaran hak anak atau masalah yang mereka temui.
Anak-anak, di sisi lain, adalah agen perubahan. Mereka berpartisipasi dalam perencanaan pembangunan dan mendapatkan pendapat orang lain tentang ide-ide kreatif mereka.
Setiap tahun, hanya anak-anak yang terpilih yang dapat bergabung dengan FAN. Mereka yang terpilih adalah representasi dari 80 juta anak-anak Indonesia. Diharapkan bahwa anak-anak yang terpilih akan memiliki kesempatan untuk berbagi pengalaman dan perspektif mereka dengan teman-teman mereka yang tinggal di wilayah tersebut setelah mereka kembali.
Fans membahas tentang
sebagai masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari anak-anak, seperti perubahan iklim, perkawinan anak, dan bahaya merokok, semuanya berdampak besar pada anak-anak, dan partisipasi anak-anak dalam pembangunan sangat penting untuk mengatasi masalah ini.
Mengatasi Sulit dengan Kreativitas
Ada upaya yang menarik untuk menangani masalah anak-anak di berbagai tempat. Forum Anak Surabaya (FAS) di Kota Surabaya, Jawa Timur, misalnya, telah berkembang hingga tingkat kecamatan dan kelurahan.
Selain itu, pemerintah daerah telah meluncurkan aplikasi yang disebut Si Talas (Sistem Informasi Kota Layak Anak Surabaya). Aplikasi ini memberi anak-anak Surabaya platform di mana mereka dapat menyampaikan keinginan mereka.
Klinik Sahabat Anak juga tersedia di setiap sekolah. Klinik ini memungkinkan anak-anak menggunakannya sebagai tempat untuk berbicara tentang masalah yang mereka hadapi dan fasilitator dapat mendengarkan dan memberikan saran kepada mereka.
Di Balai Pemuda Surabaya, Siaran Arek Forum Anak Surabaya (SiArek FAS) juga menawarkan ruang bagi anak-anak untuk menyuarakan pendapat dan berkarya. Anak-anak dapat menggunakan podcast ini untuk menyuarakan pendapat mereka.
FAS juga mendukung “Gerakan 5 Stop”, yang mencakup penghentian Anak Tanpa Dokumen Kependudukan, Perkawinan Usia Anak, Stunting, Kekerasan dan Bullying Anak, dan Penghentian Pekerja Anak. Kampanye ini dilakukan di seluruh tingkat pemerintahan, dari kecamatan hingga desa atau kelurahan.
Anak-anak FAS juga terlibat dalam proses perencanaan pembangunan melalui Musrenbang, di mana mereka menyampaikan usulan mereka tentang masalah-masalah yang ada di Surabaya.
Ini adalah bagian dari upaya Surabaya untuk menjadi Kota Layak Anak tingkat dunia, dan pentingnya memiliki forum anak di semua tingkatan, mulai dari tingkat nasional hingga desa dan kelurahan.
Selain itu, dua anak dari FAS telah menjadi narasumber dalam forum internasional tentang “Kota yang ramah anak untuk mempercepat pemulihan di Asia dan Pasifik” di Bangkok pada Maret 2023. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi juga menjadi narasumber. Mereka membahas peningkatan ketidaksetaraan di antara anak-anak di perkotaan dan partisipasi anak-anak di Surabaya.
FAS telah memimpin dalam menangani masalah anak-anak di lingkungannya dan akan terus melaporkan pelanggaran hak dan perlindungan anak.
Program seperti FAS adalah solusi positif untuk berbagai kesulitan yang dihadapi anak-anak. Mereka juga dapat membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi orang-orang di sekitar mereka. Melibatkan anak-anak dalam pembangunan membantu mencegah narkoba, pernikahan dini, dan masalah lain yang mengganggu perkembangan mereka.