PB IDI Menganjurkan Pemerintah Indonesia untuk Menyelenggarakan Hari Tes HIV Nasional
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) meminta pemerintah untuk mendeklarasikan Hari Tes HIV Nasional. Yang akan secara resmi termasukkan ke dalam kalender nasional. Anggota Dewan Pertimbangan PB IDI, Prof. DR. Dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM, menyampaikan pernyataan ini dalam diskusi online pada hari Kamis. Rekomendasi ini terdasarkan pada peningkatan kasus HIV/AIDS dan penurunan jumlah orang yang menjalani tes HIV/AIDS.
Penurunan jumlah orang yang menjalani tes HIV sementara jumlah kasus terus meningkat merupakan tantangan utama yang muncul sejak pandemi COVID-19, kata Prof. Zubairi. Oleh karena itu, PB IDI mengusulkan Hari Tes HIV Nasional untuk membantu masyarakat melakukan tes.
Prof. Zubairi juga menekankan bahwa tes HIV harus terlakukan pada setiap ibu hamil. Saat ini, hanya 55% ibu hamil di Indonesia yang menjalani tes HIV, dan hanya 24% dari mereka yang positif menerima pengobatan. Dia menekankan peningkatan kasus HIV pada anak-anak, sekitar 700 hingga 1.000 kasus setiap tahun, yang sebagian besar tertularkan oleh ibu.
Menurut Prof. Zubairi, tes HIV yang dilakukan secara rutin dan masif pada ibu hamil telah berhasil mengurangi penularan HIV pada bayi di beberapa negara seperti Amerika dan Asia. Dia berpendapat bahwa dengan menerapkan kebijakan serupa di Indonesia, penularan HIV dari ibu hamil ke bayi dapat diminimalkan.
Selain itu, Prof. Zubairi menekankan pentingnya menghentikan stigma negatif dan diskriminasi terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Indonesia. Teranggap sebagai langkah penting untuk mengubah persepsi masyarakat adalah pendidikan dan sosialisasi yang berkelanjutan. Beberapa kasus terdiskriminasi bahkan mencakup seorang anak yang menderita HIV yang terlarang pergi ke sekolah karena penyakitnya.
Akhir kata, Prof. Zubairi mengatakan bahwa semua ibu hamil harus menjalani tes HIV. Dia juga percaya bahwa penetapan Hari Tes HIV Nasional adalah langkah strategis untuk mengatasi masalah besar ini. Dia juga mengajak semua orang untuk setuju dan berbicara tentang hal itu untuk menghentikan penyebaran HIV/AIDS di Indonesia.