Pemanfaatan Prinsip Pengelolaan Air Waduk pada Bekas Galian Tambang
Air: Sumber Kehidupan di Luar Tambang yang Terabaikan
Meskipun air adalah sumber kehidupan, mendapatkan pasokan air baku yang baik adalah tugas yang sulit. Indonesia adalah negara tropis dengan banyak hujan. Ini menyebabkan banyak bekas lubang galian tergenangi air.
Beberapa perusahaan pertambangan menggunakan lubang galian mini ini untuk budidaya ikan. Namun, penggunaan mereka memerlukan rekayasa untuk memastikan air di dalamnya sesuai untuk budidaya ikan, penyediaan air baku, dan tujuan lainnya.
Mulai dari batuan andesit, batu bara, nikel, dan emas, banyak lubang galian yang ditemukan di lokasi penambangan. Sebagian dari lubang ini telah direklamasi atau diuruk kembali menjadi lahan datar. Beberapa yang lain, bagaimanapun, telah diolah menjadi sumber air baku, yang kemudian menghasilkan pendapatan.
Untuk melakukan ini, SEAMEO Biotrop mengambil sampel air dari Waduk Cirata untuk menguji berbagai zat, termasuk kadar asam dan logam berat. Setelah proses pengolahan, air dari galian tambang dapat digunakan untuk membuat taman terapung, keramba jaring ikan air tawar, dan pertanian terapung seperti tanaman cabai dan tomat dalam siklus pendek.
Dr. Zulhamsyah Imran, direktur SEAMEO Biotrop, mengatakan bahwa karena sumber daya alam kita terus berkurang, pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan sangat penting.
Air dari bekas galian tambang, seperti yang terbuat dari tambang batu bara, sering memiliki kadar asam yang berbahaya bagi manusia, jadi harus diolah menggunakan teknik khusus agar dapat digunakan sebagai sumber air yang aman bagi masyarakat.
Namun, beberapa orang tidak dapat dengan mudah melakukan penelitian di lokasi tambang sebelumnya. Oleh karena itu, SEAMEO Biotrop melibatkan siswa, mahasiswa, guru, dosen, dan ahli perairan dan perikanan untuk melakukan simulasi uji sampel kadar keasaman air di Waduk Cirata.
Tujuan dari simulasi ini adalah untuk menunjukkan bahwa sistem pengelolaan air seperti keramba jaring ikan dapat diterapkan di wilayah yang dulunya merupakan tambang. Dengan proses pengolahan yang tepat, genangan air bekas galian memungkinkan kehidupan dan pertumbuhan ikan dan makhluk air lainnya, yang membantu ekonomi lokal.
SEAMEO Biotrop bekerja sama dengan perusahaan tambang seperti PT Adaro dan PT Bukit Asam untuk menghilangkan air asam tambang yang mencemari lingkungan. Perusahaan tambang ini menggunakan teknik lahan basah buatan untuk menyerap logam berat dan zat lain yang mencemari lingkungan melalui tanaman di sekitarnya.
Air asam tambang dapat diolah dan diubah menjadi sumber air yang layak untuk mendukung ekonomi masyarakat dan keberlanjutan lingkungan dengan cara ini. Ini adalah langkah penting dalam memanfaatkan area tambang lama dengan cara yang aman bagi lingkungan.
SEAMEO Biotrop ingin menunjukkan bahwa pengembangan taman dan pertanian terapung, serta keramba jaring ikan, di daerah bekas tambang yang memiliki volume air melimpah, dapat mendukung ekonomi lokal dan membantu menjaga keberlanjutan lingkungan.
Upaya ini dapat menjadi contoh bagi area bekas tambang lainnya untuk menciptakan tumpuan baru dalam ekonomi sirkular yang berkelanjutan dengan bekerja sama dengan perusahaan tambang yang telah menerapkan teknik pengelolaan air yang efektif.