Pemanfaatan Teknologi Geospasial dalam Pengembangan Kota Cerdas IKN
IBU KOTA Nusantara (IKN) diidamkan menjadi sebuah nusa-rimba yang menjadi kota hutan yang cerdas dan berwawasan lingkungan. Konsep ini menitikberatkan pada penggunaan teknologi informasi dalam pengelolaannya, sambil tetap mempertahankan keberadaan vegetasi di sekitar dan di dalam kota itu sendiri. Salah satu cara untuk mewujudkan cita-cita ini adalah melalui infrastruktur teknologi, terutama teknologi geospasial.
Teknologi geospasial merupakan teknologi yang berbasis lokasi, menggunakan sistem referensi dan koordinat untuk berbagai layanan dan pembangunan. Mulai dari data klasik dari stasiun referensi hingga teknologi canggih seperti “Geospatial Artificial Intelligence”, teknologi ini memiliki aplikasi yang luas dalam pengembangan kota cerdas.
Stasiun CORS (Continuously Operating Reference Station) adalah bagian dari infrastruktur teknologi geospasial yang memberikan layanan berbasis satelit navigasi global. Peta digital skala detail juga diperlukan untuk pengembangan infrastruktur kota cerdas. Stasiun CORS tidak hanya mendukung transportasi modern dan ramah lingkungan, tetapi juga diperlukan untuk navigasi yang lebih presisi, termasuk dalam pengembangan autonomous vehicle.
Badan Informasi Geospasial (BIG) telah membangun beberapa stasiun CORS di IBU KOTA Nusantara (IKN) dan sekitarnya, namun jejaring ini perlu diperluas untuk memenuhi kebutuhan pengembangan kota cerdas. Peta detail digital juga diperlukan untuk mendukung layanan masyarakat berbasis lokasi.
Penginderaan jauh menggunakan satelit diperlukan untuk monitoring perkembangan di IKN, terutama infrastruktur dan perubahan lingkungan. Namun, kemandirian dalam teknologi penginderaan jauh masih menjadi tantangan bagi Indonesia, karena masih sangat tergantung pada provider asing.
Unit pengelola dan penyedia satelit penginderaan jauh secara nasional diperlukan untuk meningkatkan efisiensi pemerintahan. Geospasial Artificial Intelligence juga diperlukan dalam pengembangan kota cerdas di IKN, terutama dalam pemantauan perkembangan secara otomatis.
Pemanfaatan teknologi geospasial diharapkan dapat menjadi contoh bagaimana pengelolaan kota masa depan dilakukan, sesuai dengan visi Presiden Joko Widodo tentang kota yang ramah terhadap semua penghuninya. Teknologi berbasis lokasi diharapkan dapat membantu mencapai tujuan ini dengan lebih efektif.