“Pemerintah Kabupaten Lebak Percepat Penurunan Stunting dengan Ribuan Sukarelawan”
Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, menggelar upaya percepatan penurunan prevalensi stunting pada anak-anak di bawah lima tahun dengan melibatkan lebih dari 3.000 sukarelawan.
Wakil Bupati Lebak, Ade Sumardi, menegaskan komitmennya untuk mengatasi stunting, mengingat dampaknya terhadap generasi masa depan Indonesia pada tahun 2045 yang disebut sebagai “generasi emas.”
Sukarelawan ini tergabung dalam Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terdiri dari kader bidan, kader KB, dan tim penggerak PKK. Mereka memberikan layanan seperti pendataan, pengukuran lengan dan tubuh, serta distribusi makanan pendamping susu kepada penderita stunting dan keluarga berisiko. Pemeriksaan kesehatan rutin juga dilakukan setiap bulan untuk memastikan anak-anak tetap sehat dan bebas dari penyakit.
Ade Sumardi menekankan bahwa sukarelawan ini bekerja tanpa bayaran karena merasa memiliki tanggung jawab untuk membantu mengatasi stunting, yang dapat berdampak serius pada perkembangan anak-anak.
Tujuan Pemerintah Kabupaten Lebak adalah menurunkan prevalensi stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024, sesuai dengan target Presiden Joko Widodo. Ade Sumardi menyoroti pentingnya melibatkan seluruh komponen masyarakat, termasuk instansi pemerintah, TNI, Polri, organisasi masyarakat, ulama, pers, sukarelawan, dan tokoh masyarakat dalam penanganan stunting.
Hingga Agustus 2023, prevalensi stunting di Kabupaten Lebak telah menurun dari 4.618 balita pada tahun sebelumnya menjadi 3.736 balita. Penyebab stunting meliputi kekurangan gizi kronis, pola asuh yang kurang baik, daya beli, ketersediaan pangan, pernikahan dini, serta akses sanitasi dan air bersih yang tidak memadai. Pemerintah berharap semua pihak akan bersatu untuk mengatasi masalah stunting ini dan mempersiapkan generasi yang lebih unggul di masa depan.