Untuk Perekaman E-KTP Pelajar 17 Tahun, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, Jawa Barat, Melakukan Layanan Jemput Bola ke Sekolah
Untuk mendorong siswa yang telah mencapai usia 17 tahun untuk melakukan perekaman Kartu Tanda Penduduk Elektronik (E-KTP), Pemerintah Kota Depok telah membuka layanan jemput bola di sekolah-sekolah. Ini diumumkan oleh Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono.
Menurutnya, selain berfungsi sebagai kartu identitas, KTP juga dapat digunakan untuk membuat Surat Izin Mengemudi (SIM).
Dia menambahkan, “Dengan memiliki KTP, mereka juga memiliki legalitas untuk menggunakan sepeda motor. Selain itu, dengan KTP mereka dapat mengurus dokumen penting lainnya.”
Menurut Imam Budi Hartono, program ini menunjukkan betapa aktifnya Pemerintah Kota Depok dalam membantu siswa melakukan perekaman KTP. Pemerintah tidak hanya menunggu siswa secara pasif, tetapi juga secara proaktif datang ke sekolah-sekolah untuk membantu mereka melakukannya.
Selain itu, ia menyatakan bahwa program ini memiliki potensi untuk meningkatkan partisipasi pemilih menjelang Pemilu 2024 karena siswa yang berusia 17 tahun hingga Februari 2024 akan menjadi pemilih pemula, dan mereka harus difasilitasi untuk memberikan suara mereka.
Dia menyatakan, “Para pelajar yang akan berusia 17 tahun pada Februari 2024 memiliki hak pilih sebagai warga negara.”
Tujuan layanan jemput bola ini, menurut Nuraeni Widayatti, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Depok, adalah untuk membantu siswa merekam data E-KTP. Dengan demikian, diharapkan semakin banyak siswa yang merekam, sehingga hak sipil mereka terpenuhi.
Fokus pertama akan berada di sekolah negeri, terlepas dari rencana Pemerintah Kota Depok untuk menyasar sekolah swasta dan negeri.
Dia menambahkan, “Perencanaan program ini akan berlangsung hingga bulan September, tetapi kami berusaha menjangkau dua sekolah dalam satu hari jika sarana dan tenaga perekaman mencukupi.”
Nuraeni menambahkan, “Kami sudah menjadwalkan perekaman di 19 sekolah, dengan tim perekaman di SMAN 13 Depok selama tiga hari, yang merupakan sekolah kedua setelah SMAN 8 Depok.”