Pemerintah berusaha untuk meningkatkan jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di dalam negeri dan membangun ekosistem yang mendukung pertumbuhan startup.
Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM, mengatakan dalam acara Road To Indonesia Startup Ecosystem Summit 2023 di Solo Technopark (STP) pada hari Jumat, “Indonesia saat ini memiliki sekitar 2.600 startup, menempatkan negara kita di peringkat enam dengan jumlah startup terbanyak di dunia. Namun, kita perlu melakukan percepatan agar startup-startup ini dapat berkembang menjadi pelaku bisnis yang kuat, baik di dalam maupun di luar negeri.”
Keteten Masduki menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan ini, sistem pembiayaan, inkubator, dan kebijakan perdagangan pemerintah harus diintegrasikan. Selain itu, pemerintah memiliki tujuan untuk meningkatkan jumlah wirausaha baru dari 3,47% menjadi 3,95%.
“Target kami adalah menambah satu juta pengusaha baru. Ini merupakan bagian dari rencana kami dalam merancang negara yang maju, karena negara-negara maju biasanya memiliki angka wirausaha minimal 4 persen. Saat ini, negara-negara maju memiliki angka wirausaha rata-rata 12 persen.”
Pemerintah bekerja sama dengan perusahaan swasta dan perguruan tinggi untuk membangun inkubator baru yang akan memungkinkan pengusaha membuat produk berkualitas tinggi.
Sangat penting untuk menghindari produk serupa karena hanya akan merugikan investor yang sudah ada. Menurutnya, kita harus menciptakan inovasi baru.
Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, mengklaim bahwa ekosistem startup akan menciptakan sembilan juta lapangan kerja dalam sepuluh tahun mendatang dengan memanfaatkan talenta digital yang diperlukan.
Dia menambahkan, “Kami akan terus mempersiapkan langkah-langkah ini, karena transformasi digital memiliki potensi untuk membuka peluang usaha dan lapangan kerja baru. Masih banyak kebutuhan sehari-hari kita yang belum dimanfaatkan oleh UMKM. Dengan menerapkan digitalisasi pada UMKM, kita dapat membuka peluang baru untuk usaha dan lapangan kerja.”
Pemerintah akan mendukung konektivitas infrastruktur digital, kata Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi.
Sangat penting bagi kita untuk memprioritaskan infrastruktur digital. Tanpa infrastruktur yang memadai, rencana ekosistem digital tidak akan dapat berjalan dengan baik. Dia menyimpulkan, “Bahkan peningkatan 10% kecepatan internet dapat memberikan kontribusi 1% terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara, menurut penelitian Google.”
Indonesia harus mempertahankan dan memperkuat infrastruktur digitalnya agar tidak tertinggal dalam persaingan dengan negara-negara ASEAN. Ini menunjukkan betapa pentingnya infrastruktur digital untuk mendukung ekosistem digital secara keseluruhan.