Pemudik Dianjurkan Beristirahat Selama 15-20 Menit untuk Mencegah Kondisi Tubuh Statis
Dr. Atmarita MPH, seorang ahli gizi dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), merekomendasikan kepada para pemudik untuk beristirahat setiap dua sampai tiga jam sekali selama 15-20 menit untuk menghindari kondisi tubuh yang statis selama perjalanan mudik.
“Secara umum, biasanya disarankan untuk beristirahat setiap 2-3 jam. Waktu istirahat dapat diambil selama 15-20 menit agar tubuh tidak mengalami kondisi statis,” kata Atmarita melalui pesan singkat yang diterima ANTARA, pada hari Jumat.
Kondisi tubuh yang statis dapat terjadi ketika seseorang mempertahankan posisi yang sama untuk waktu yang cukup lama, yang dapat menyebabkan tubuh menjadi kaku.
Selain itu, Atmarita juga menekankan pentingnya istirahat yang cukup selama perjalanan mudik untuk mencegah kelelahan fisik yang dapat mengurangi tingkat konsentrasi dan meningkatkan risiko kecelakaan.
“Prinsipnya adalah istirahat yang cukup. Kekurangan istirahat dapat menyebabkan penurunan konsentrasi dan meningkatkan risiko kecelakaan,” tulisnya.
Selain beristirahat, pemudik juga disarankan untuk selalu mematuhi protokol kesehatan guna mencegah kemungkinan tertular penyakit selama perjalanan. Ini termasuk kebiasaan mencuci tangan secara teratur dan penggunaan masker saat berada di tempat umum.
Menurut Atmarita, dengan memperhatikan protokol kesehatan pribadi, penyakit dapat dicegah selama perjalanan.
Atmarita juga menegaskan kepada masyarakat untuk tidak khawatir terkait isu penyakit menular yang sedang merebak di masyarakat, seperti Flu Singapura, selama pemerintah belum memberlakukan status peringatan terhadap penyakit tersebut.
Menurutnya, upaya pencegahan seperti yang dilakukan selama pandemi COVID-19 dapat kembali diterapkan sebagai benteng pertahanan dari berbagai macam penyakit yang mungkin terjadi akibat pergerakan penduduk selama mudik.
“Jika sudah mendapatkan vaksin COVID-19 sebanyak 3-4 kali sebelumnya, mungkin tidak perlu lagi mendapatkan vaksinasi, tetapi pemerintah belum memberikan peringatan. Jika ingin mengaitkannya dengan mudik Lebaran, dapat saja terjadi pandemi karena pergerakan penduduk, tetapi hal ini dapat dicegah dengan cara-cara yang telah dilakukan selama pandemi COVID-19,” demikian penjelasan Atmarita.