Penelitian Menemukan PR Matematika Lebih Berisiko Daripada Bermanfaat
Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh British Journal of Sociology of Education menyoroti bahwa memberikan pekerjaan rumah (PR) matematika kepada siswa bisa lebih merugikan daripada menguntungkan. Studi tersebut, berjudul “Mathematics homework and the potential compounding of educational disadvantage”, diterbitkan pada 8 Agustus 2023. Para peneliti dari University of South Australia dan St. Francis Xavier University di Kanada mewawancarai delapan keluarga dalam penelitian ini.
Penelitian ini menunjukkan bahwa PR matematika, terutama yang terlalu rumit untuk diselesaikan oleh anak-anak, bahkan dengan bantuan orangtua, dapat memberikan lebih banyak kerugian daripada keuntungan. Keluarga yang terlibat dalam penelitian ini memiliki anak di kelas 3 sekolah dasar (SD) yang berusia 8 atau 9 tahun. Informasi tambahan menyebutkan bahwa anak kelas 3 SD di Kanada umumnya sudah menghadapi tes matematika standar untuk pertama kalinya.
Matematika disoroti sebagai mata pelajaran yang tidak disukai dan membutuhkan terlalu banyak kerja ekstra. Lisa O’Keeffe, seorang dosen senior pendidikan matematika di University of South Australia, mengungkapkan bahwa PR telah lama dianggap sebagai praktik yang memperkuat pembelajaran anak-anak dan meningkatkan keberhasilan akademis.
Namun, jika tugas yang diberikan terlalu rumit, hal ini dapat menimbulkan keraguan tentang urgensi pemberian PR tersebut. O’Keeffe mencatat bahwa metode pengajaran matematika telah berkembang, tetapi kesenjangan antara apa yang diajarkan kepada anak-anak dan apa yang dipahami oleh orangtua dapat menimbulkan tekanan yang tidak perlu.
Peneliti menjelaskan bahwa kondisi ini bisa menyebabkan pemikiran negatif lintas generasi. Ibu-ibu dalam penelitian ini sering kali bertanggung jawab membantu anak-anak mengerjakan PR. Ketika mereka menganggap tugas tersebut sulit, hal ini dapat memperkuat stereotip negatif bahwa matematika bukanlah mata pelajaran yang alami bagi anak perempuan.
Studi lain juga menunjukkan bahwa stereotip negatif terhadap matematika dapat berdampak jangka panjang pada nilai dan aspirasi karier seseorang. Ini menyoroti pentingnya pendekatan yang lebih bijaksana terhadap PR matematika dan perlunya pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana tugas-tugas tersebut dapat memengaruhi siswa dan keluarga mereka.