Pengamat Ekonomi : Hilirisasi Industri Membuat Nilai Tambah yang Signifikan
“Pengamat Ekonomi Indef: Hilirisasi Industri Berperan Besar dalam Pertumbuhan Ekonomi Nasional”
Menurut Esther Sri Astuti, pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), hilirisasi industri sangat penting untuk menciptakan nilai tambah yang signifikan melalui pengolahan dan pemanfaatan sumber daya alam. Esther mengatakan bahwa, untuk mencapai keberhasilan dalam upaya hilirisasi industri, penting untuk menetapkan prioritas untuk satu komoditas pada satu waktu.
Menurut Esther, ekosistem industri harus dibangun secara menyeluruh, mulai dari pengolahan bahan mentah hingga pembuatan produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi. Dengan demikian, Indonesia dapat menghentikan kebijakan ekspor bahan mentah dan beralih ke produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi. Esther juga mengatakan bahwa rantai pasokan industri Indonesia masih mengalami kelemahan, yang dapat menyebabkan komoditas menjadi lebih mahal dibandingkan dengan negara lain.
Selain itu, Esther menekankan bahwa pembangunan hilirisasi industri tidak hanya harus berfokus pada peningkatan industri itu sendiri, tetapi juga harus berdampak positif pada lingkungan sekitar, terutama dengan menciptakan lapangan kerja baru. Untuk mendukung hilirisasi ini, infrastruktur publik dan fasilitas harus dibangun.
Hilirisasi industri masih menjadi salah satu kebijakan strategis, menurut Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, yang sebelumnya menyatakan bahwa hal itu sangat penting untuk kemajuan ekonomi bangsa. Dia menekankan bahwa peningkatan investasi dalam negeri, nilai tambah bahan baku dalam negeri, ekspor devisa yang signifikan, dan peningkatan jumlah lapangan kerja semuanya telah terbukti menguntungkan melalui langkah-langkah hilirisasi.
Tiga sektor hilirisasi industri utama—agro, bahan tambang, dan mineral, serta migas dan batu bara—juga menjadi perhatian utama Menteri Perindustrian. Menghentikan ekspor bahan baku mentah dan meningkatkan nilai tambah produk seperti bijih besi, nikel, bauksit, tembaga, dan logam tanah jarang adalah bagian dari upaya ini.