Pengertian dan Sejarah Perayaan Kamis Putih serta Maknanya
Bandung, Penjuru – Pada Kamis (28/3), umat Katolik akan melakukan perayaan Kamis Putih dengan dekorasi serba putih dan salib yang diselubungi kain putih. Misa ini menjadi awal dari Tri Hari Suci dan mengingatkan akan kebersamaan Yesus dengan murid-murid-Nya di hari terakhir-Nya.
Sejarah Kamis Putih mencakup tradisi yang telah berlangsung sejak zaman gereja mula-mula, bahkan sejak abad ke-5. Tradisi membasuh kaki, yang merupakan bagian dari Misa Kamis Putih, pernah dilakukan oleh raja atau ratu untuk mencuci kaki jamaah di Westminster Abbey London pada tahun 1689.
Penamaan “Kamis Putih” berasal dari bahasa Belanda “Witte Donderdag”. Meskipun tidak diterjemahkan secara langsung dari istilah resmi dalam bahasa Latin, MR Feria V Hebdomadae Sanctae, Ad Missam chrismatis no 1-15, namun dalam pemahaman umum, Kamis Putih merujuk pada dua perayaan yang dirayakan pada hari yang sama: Misa Krisma dan Misa Sore Perjamuan Malam Tuhan.
Perayaan kedua misa ini menggunakan warna liturgi putih, sehingga disebut Kamis Putih. Di beberapa negara Eropa, perayaan ini juga disebut dengan nama yang menambahkan unsur “suci” seperti Giovedi Santo di Italia, Jueves Santo di Spanyol, dan Jeudi Saint di Prancis.
Dalam bahasa Inggris, perayaan ini dikenal dengan beberapa nama seperti Holy Thursday dan Maundy Thursday, yang berasal dari “Dies Mandatum” yang mengacu pada perintah baru atau pembasuhan kaki yang diperintahkan oleh Yesus kepada para rasul-Nya pada perjamuan malam terakhir.
Perayaan Kamis Putih sudah dirayakan sejak abad ke-4, seperti yang disaksikan oleh Konsili Hippo pada tahun 393. Sejak tahun 1955, ekaristi Kamis Putih dirayakan pada hari Kamis sebelum Paskah di sore hari dengan bunyi bel pada Gloria in Excelcis Deo dan rumusan khusus konsekrasi.
Makna Kamis Putih
Misa Kamis Putih mengingatkan akan ajaran cinta kasih yang diajarkan oleh Yesus, yang tercermin dalam tindakan-Nya membasuh kaki para rasul-Nya. Romo atau Pastor dalam Misa Kamis Putih akan membasuh kaki para rasul yang dipilih, yang jumlahnya mencapai 12 orang seperti murid-murid Yesus.
Perayaan ini juga menggambarkan sisi gelap, karena pada Malam Perjamuan Terakhir, Yesus meramalkan pengkhianatan-Nya oleh salah satu murid-Nya, Yudas Iskariot.
Melalui Misa Kamis Putih, umat Katolik juga berpartisipasi dalam upacara tuguran sebagai simbol ikut berjaga dan menemani Yesus yang sedang berdoa di Taman Getsemani.
Demikianlah sejarah dan makna perayaan Kamis Putih yang menjadi bagian penting dalam tradisi agama Katolik. Semoga informasi ini bermanfaat bagi pembaca!