Pengusaha Rokok Golongan Kecil Menerima Secara Positif Kenaikan Tarif Cukai Rokok
Pemerintah memutuskan untuk menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT), juga dikenal sebagai cukai rokok, sekitar 10% pada tahun 2024. Beberapa pengusaha rokok kecil di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menyambutnya. Meskipun kebijakan ini mungkin memengaruhi harga rokok di pasar, para pengusaha mengatakan mereka sudah terbiasa dengan kenaikan tarif cukai rokok hampir setiap tahun.
Pemilik pabrik rokok Rajan Nabadi Kudus, Sutrisno, mengatakan bahwa para pengusaha rokok dengan senang hati menerima kebijakan pemerintah. Dia mengatakan bahwa mereka akan menerapkan kebijakan tersebut tanpa khawatir karena kenaikan tarif sudah biasa. Sebaliknya, ia menyatakan bahwa, karena pita cukai rokok 2023 masih digunakan, harga jual rokok produksinya saat ini belum meningkat.
Menurut Sutrisno, harga rokok per banderol mungkin naik sekitar Rp500 dari harga sebelumnya, yaitu Rp6.500 per bungkus, setelah pekan kedua Januari 2024. Meskipun harga naik, ia menekankan pentingnya kenyamanan bisnis dan kebutuhan tindakan tegas terhadap rokok ilegal, yang dapat berdampak pada penjualan rokok jenis sigaret kretek tangan (SKT).
Peter Muhammad Faruq, pemilik PR Kembang Arum Kudus, berpendapat serupa: perusahaan rokok golongan kecil mengikuti kebijakan pemerintah tanpa mempermasalahkan kenaikan tarif. Faruq mengharapkan tindakan tegas terhadap rokok ilegal dan aturan yang jelas terkait perusahaan rokok golongan besar agar tidak menciptakan persaingan yang tidak seimbang di kelas III, terutama untuk pemodal kecil.
Dengan sikap lapang dada, para pengusaha rokok golongan kecil di Kudus mengharapkan bahwa kenaikan tarif cukai rokok dapat membawa stabilitas dalam industri mereka, sambil tetap berupaya menjaga kualitas dan keberlanjutan usaha di tengah dinamika pasar yang terus berkembang.
, juga dikenal sebagai cukai rokok, sekitar 10% pada tahun 2024.){kind=link}