Ketua Badan Amil Zakat Nasional Provinsi Jawa Tengah, Kiai Haji Ahmad Darodji, mengungkapkan bahwa pemanfaatan zakat, infak, dan sedekah yang dikelola oleh lembaganya semakin dirasakan oleh masyarakat dan penggunaannya telah meningkat.
Penggunaannya yang sebelumnya dianggap konsumtif, kini juga digunakan untuk tujuan produktif, memberikan manfaat lebih besar kepada masyarakat.
Selain itu, jumlah zakat yang terkumpul dari aparatur sipil negara di lingkup Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga mengalami peningkatan yang signifikan, terutama karena kebijakan mantan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, yang menggunakan sistem payroll pada gaji ASN. Penerimaan zakat yang awalnya hanya sekitar Rp2 miliar kini telah mencapai 100 miliar.
Kiai Ahmad Darodji juga menyebut bahwa sebelumnya, penggunaan zakat cenderung bersifat konsumtif, tetapi sekarang lebih merata antara bantuan konsumtif dan produktif. Pemprov Jateng seringkali melibatkan Baznas dalam program-programnya, termasuk upaya pengentasan kemiskinan.
Dia juga mengapresiasi Pemprov Jateng, terutama Ganjar Pranowo, karena telah memberikan bantuan modal usaha produktif kepada puluhan mustahik untuk membantu mengurangi kemiskinan. Sebelum memberikan modal usaha, Pemprov Jateng dan Baznas Jateng telah memberikan pelatihan berbagai keterampilan kepada penerima bantuan, seperti pelatihan dalam bidang kuliner, binatu, dan menjahit pakaian.