Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), menyatakan bahwa dalam Revolusi Industri 4.0, pertumbuhan bisnis dan usaha memerlukan penggunaan teknologi dan partisipasi masyarakat.
Dalam pidato selamat datangnya kepada mahasiswa baru di Universitas Pelita Harapan (UPH) di Tangerang, Banten, Sandi mengatakan, “Dalam mengembangkan bisnis dan usaha, tidak hanya tentang memanfaatkan teknologi, tetapi juga melibatkan masyarakat dalam prosesnya.”
Dia menjelaskan bahwa untuk beradaptasi dengan Revolusi Industri 4.0, diperlukan pola pikir yang inovatif dan kerja sama yang erat.
Sandi menekankan bahwa beberapa bidang ekonomi melibatkan masyarakat secara signifikan, terutama bidang pariwisata dan kreatif, yang memiliki pengaruh besar terhadap penyerapan tenaga kerja.
Menurut Sandi, pariwisata (22,9 juta orang) dan ekonomi kreatif (23,9 juta orang) adalah dua sektor yang secara luas melibatkan masyarakat.
Dalam acara penyambutan mahasiswa baru, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, yang juga hadir, menyatakan bahwa Indonesia memiliki peluang untuk mencapai status negara maju saat mencapai puncak bonus demografi.
Dalam pidato singkatnya, Budi menyatakan bahwa hanya ada satu kesempatan dalam sejarah bangsa-bangsa di dunia bagi suatu negara untuk mencapai status negara maju: saat puncak bonus demografi tercapai.
Budi mengatakan bahwa dalam 7 hingga 12 tahun mendatang, Indonesia diperkirakan akan mencapai puncak populasi usia produktif. Akibatnya, dengan PDB per kapita 12.500 dolar AS (sekitar Rp 191 juta), negara harus memanfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan pendapatan nasional.
Budi menegaskan bahwa Indonesia akan menghadapi masa yang sangat penting dalam 7 hingga 12 tahun mendatang. Jika peluang ini tidak dimanfaatkan dengan baik, negara ini mungkin masih berada di posisi menengah.
Dia menekankan bahwa, dalam persiapan menghadapi masa bonus demografi ini, pendidikan dan kesehatan harus menjadi fokus utama. “Dalam sepuluh tahun mendatang, dua sektor ini harus menjadi prioritas, pendidikan dan kesehatan, karena keduanya sangat terkait dengan potensi manusia.” Menurut Budi, mencapai PDB per kapita sebesar 12.500 dolar AS akan sulit jika tidak ada pendidikan yang memadai. Di sisi lain, jika seseorang memiliki pendidikan yang baik tetapi mengalami masalah kesehatan yang serius, produktivitasnya akan terganggu.