Pentingnya Vaksinasi Pranikah sebagai Upaya Pencegahan Masalah Kesehatan
Periksaan kesehatan pranikah dan vaksinasi sangat penting bagi pasangan yang berencana menikah dan memiliki keturunan. Tujuannya tidak hanya menjaga kesehatan individu, tetapi juga mencegah masalah kesehatan pasangan dan keturunan di masa depan.
MSD Indonesia terus mengimbau masyarakat untuk memahami pentingnya vaksinasi pra-nikah dan melaksanakannya sejak dini karena mereka menyadari pentingnya vaksinasi ini. Vaksin Human Papillomavirus (HPV) dan vaksin Campak, Gondongan, dan Rubella (MMR) adalah beberapa jenis vaksin yang tergunakan saat mempersiapkan pernikahan dan perencanaan kehamilan.
Menurut Prof. DR. dr. Iris Rengganis, Sp.PD, K-AI. Seorang Dokter Penyakit Dalam Subspesialis & Konsultan Alergi & Imunologi, kanker serviks salah satu penyakit yang dapat disebabkan oleh HPV. HPV ditularkan melalui kontak seksual dan memiliki risiko penularan yang lebih tinggi jika seseorang memiliki pasangan seksual yang berisiko tinggi. Melakukan aktivitas seksual di usia dini, dan memiliki pasangan seksual yang berisiko tinggi.
Perlu pahami bahwa HPV tidak hanya memengaruhi perempuan; sekitar 4 dari 10 kasus kanker yang tersebabkan oleh HPV terjadi pada pria. Namun, penerimaan vaksinasi HPV masih rendah, terutama di kalangan remaja. Hanya sekitar 48 persen remaja Amerika berusia 13 hingga 15 tahun yang menerima dosis vaksin HPV yang tersarankan pada tahun 2018, kata Iris.
Selain itu, vaksinasi MMR teranggap sangat penting karena pernikahan seringkali terkaitkan dengan kehamilan. Vaksin ini melindungi perempuan dan juga membantu mencegah bayi terkena sindrom rubella kongenital.
Iris mengatakan bahwa vaksinasi penting untuk perempuan yang berusaha hamil dan mereka yang belum merencanakan kehamilan. Wanita di usia subur sarannya untuk berkonsultasi dengan dokter mereka dan memastikan bahwa mereka vaksinasi sebelum hamil. Dosis minimum vaksin MMR sebelum hamil sangat penting bagi individu yang belum menunjukkan imunitas.
Dalam konteks ini, Iris menekankan bahwa sekitar 50% kehamilan tidak terencana. Oleh karena itu, kesadaran dan pencegahan, seperti vaksinasi HPV dan MMR, harus menjadi prioritas bagi pasangan yang memasuki fase pernikahan. Hal ini tidak hanya melindungi pasangan calon, tetapi juga melindungi kualitas dan kesehatan calon keturunan.