Setelah terjadi kebakaran hutan dan lahan, atau karhutla, yang menghanguskan sebagian area lereng gunung purba seluas 10 hektare, akses pendakian ke puncak Gunung Budheg (550 mdpl) di Tulungagung, Jawa Timur, telah ditutup total untuk pengunjung.
“Untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan, kami sementara menutup jalur pendakian Gunung Budheg,” kata Iptu Anshori, Kasi Humas Polres Tulungagung. Penutupan ini dilakukan karena kerusakan karhutla belum sepenuhnya teratasi dan masih ada kepulan asap di beberapa lereng. Sejak Senin (25/9) siang, kebakaran hutan telah melanda sebagian besar wilayah Gunung Budheg.
Meskipun api tidak menyebar ke daerah pemukiman, jarak antara titik api dan rumah penduduk cukup dekat, yang menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan bencana yang lebih luas.
Anshori menyatakan, “Sementara ini, petugas gabungan bersama warga dan relawan telah berhasil mengisolasi api dengan peralatan yang ada. Semoga tidak ada kebakaran lagi.”
Hingga saat ini, petugas polisi masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui sumber kebakaran. Namun, berdasarkan sejarah karhutla di wilayah tersebut, aktivitas seperti pembukaan ladang atau pembakaran bahan daun dan semak kering oleh para petani sering kali menyebabkan kebakaran.
Lahan yang terbakar mencapai sekitar 10 hektare, menurut laporan petugas perhutani. Api berasal dari puncak gunung dan kemudian menyebar ke lereng bawah.
Warga diminta Suyahman, kepala Desa Tanggung, untuk menghindari membakar sampah atau dedaunan di Gunung Budheg karena hal itu dapat menyebabkan kebakaran hutan yang lebih besar.