Perempuan Indonesia Timur Menggelar Perkuliahan Pengembangan Kepemimpinan
Bandung, Penjuru – Perempuan Progresif Indonesia Timur (Preposisi) telah meluncurkan serangkaian perkuliahan pengembangan kepemimpinan yang terdiri dari 14 pertemuan dengan tema Personal Development Leadership for High Performance, bekerja sama dengan Future Skills dari Pijar Foundation.
Natalia Mahudin S.E., M.E., pendiri Preposisi, menyatakan dalam keterangan yang diterima di Jakarta pada Jumat dini hari, bahwa perkuliahan tersebut bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada pendidik dan pelajar untuk tumbuh, berdaya, dan berdampak pada masa depan, sesuai dengan semangat Preposisi: Bisa Bersama, Bersama Bisa.
“Setelah kelas perdana pada tanggal 4 Maret, akan ada 13 kelas lanjutan lainnya, yang bertujuan untuk memberikan peserta pengetahuan dan keterampilan baru yang dapat mereka terapkan dalam dunia kerja, terutama bagi para mahasiswa,” ujar Natalia.
Dia menjelaskan bahwa Future Skills adalah sebuah platform digital yang dirancang untuk mengurangi kesenjangan pendidikan di Indonesia. Melalui program perkuliahan, webinar, bimbingan, magang, dan lokakarya, Future Skills bertujuan untuk mempersiapkan talenta muda Indonesia dengan kompetensi dan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi pasar kerja yang berkembang pesat.
Hingga saat ini, Future Skills telah mencapai Batch 9, dengan lebih dari 100 mitra dari berbagai latar belakang, dan telah membimbing 47.585 siswa yang dibantu oleh 111 praktisi berpengalaman di bidangnya.
Kelas perdana Preposisi dihadiri oleh sekitar 50 peserta dari berbagai lembaga pendidikan/universitas. Selain itu, juga ada peserta dari berbagai latar belakang profesi, termasuk tenaga pengajar dan guru.
Salah satu topik yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah Kepemimpinan dan Seni Berbicara di Ruang Publik, yang disampaikan oleh seorang praktisi komunikasi humas berpengalaman, Charles Pindo, S.H., C.M.P.
Charles memberikan pembelajaran tentang pentingnya bagi calon pemimpin untuk mampu memotivasi, menginspirasi, dan melayani. Dia juga menekankan bahwa seorang pemimpin harus mampu menyampaikan informasi secara efektif, terstruktur, dan mudah dipahami oleh orang lain.
“Kelas perdana berjalan dengan lancar, dan peserta sangat antusias dalam mengajukan pertanyaan. Kelas berikutnya akan diselenggarakan pada tanggal 14 Maret,” kata Natalia.