Perempuan Tertawan dalam Penjara Bernama Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Eleanor Roosevelt pernah berkata, “Tidak ada yang bisa membuat Anda merasa rendah diri tanpa persetujuan Anda,” atau, “Tidak ada yang bisa membuat Anda merasa rendah diri tanpa persetujuan Anda.” Kalimat ini menunjukkan kekuatan konsep diri sebagai tameng untuk melawan rasa rendah diri. Konsep diri yang kuat sangat penting, terutama bagi perempuan Indonesia yang hidup dalam budaya patriarki.
Perempuan sering merasa terikat pada peran yang teranggap lemah dan tidak merdeka karena norma masyarakat dan tradisi patriarki. Komnas Perempuan melaporkan bahwa tingkat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Indonesia terus meningkat, dengan 59% dari 11.105 kasus yang terjadi pada tahun 2020 termasuk kekerasan terhadap istri.
Menurut aktivis Alissa Wahid, struktur sosial yang mengagungkan kekuasaan laki-laki dapat menyebabkan kekerasan terhadap perempuan. Perempuan sering dikangkangi oleh relasi kuasa dalam kehidupan sehari-hari, bahkan dalam keluarga.
Penelitian menunjukkan bahwa kekerasan dalam rumah tangga dapat berupa kekerasan fisik atau verbal, serta sosial. Apapun jenis kekerasan yang dialami perempuan, dampaknya langsung pada kondisi psikologisnya.
Psikolog Mellia Christia mengatakan bahwa perempuan dapat kehilangan kepercayaan diri dan menjadi kurang percaya diri karena kekerasan. Korban KDRT sering bertanya-tanya tentang keberhargaan diri dan eksistensi mereka. Ketika korban menikah dan menjadi ibu, keraguan ini dapat meningkat.
Siklus kekerasan dalam rumah tangga sulit karena ada fasenya. Setelah kekerasan, pelaku meminta maaf dan berperilaku baik, membuat korban merasa dicintai. Namun, saat konflik muncul, siklus ini terulang kembali.
Studi menunjukkan bahwa kekerasan pertama memicu kekerasan berikutnya, dan sulit bagi korban untuk melepaskan diri karena ketergantungan finansial, sosial, atau emosional. Keluarga dan orang terdekat sangat penting untuk membantu korban memperkuat agensinya dan melepaskan diri dari situasi kekerasan.
Dukungan dari orang terdekat sangat penting untuk membangun kembali kepercayaan diri korban dan membantu mereka keluar dari kekerasan. Semua orang berhak atas hidup tanpa kekerasan, dan pertolongan dan keberanian orang-orang di sekitarnya dapat menjadi landasan utama untuk pemulihan.