spot_img

Perhatian, Pak Prabowo! Utang RI 3 Kali Lipat dari Penerimaan Negara

Date:

Perhatian, Pak Prabowo! Utang RI 3 Kali Lipat dari Penerimaan Negara

Center of Reform on Economics (CORE) mengungkapkan bahwa level utang pemerintah negara Indonesia hingga Mei 2024 telah memasuki fase yang mengkhawatirkan. Ekonom CORE, Akhmad Akbar Susanto, dalam diskusi CORE Midyear Economic Review 2024 pada Selasa (23/7/2024), mencatat bahwa rasio utang pemerintah saat ini telah mencapai tiga kali lipat dari penerimaan yang bisa dikumpulkan dalam setahun (Debt-to-Service-Ratio/DSR).

“Rasio utang sudah tiga kali lipat lebih besar dari penerimaan yang kita miliki,” ujar Akbar, menyoroti bahwa peningkatan rasio utang ini menunjukkan adanya risiko yang serius. Pada Desember 2023, rasio DSR utang Indonesia berada di angka 292%, sementara pada Mei 2024, rasio ini meningkat menjadi 300%.

Akbar menegaskan bahwa level DSR yang mencapai 300% menunjukkan bahwa jumlah utang Indonesia berada dalam zona berbahaya. Meskipun rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mungkin masih terlihat aman, rasio DSR yang tinggi harus mendapat perhatian serius. “Mungkin masih aman jika menggunakan indikator rasio utang terhadap PDB, tetapi dengan indikator DSR, kondisi ini sudah memerlukan perhatian khusus,” jelasnya.

Senada dengan hal tersebut, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto juga menyoroti masalah yang sama. Menurutnya, pemerintah seringkali membenarkan penambahan utang dengan mengacu pada rasio utang terhadap GDP yang masih jauh dari batas 60%. Namun, dia menekankan bahwa penilaian risiko utang tidak hanya berdasarkan GDP.

Eko mencontohkan DSR yang juga digunakan oleh International Monetary Fund (IMF) sebagai indikator penting. IMF menetapkan batas aman DSR pemerintah pada 150%, sementara DSR Indonesia saat ini telah mencapai 300%. “Sekarang, dengan pendapatan negara sekitar Rp 2.700 triliun dan utang sebesar Rp 8.000 triliun, rasio DSR kita adalah 300%,” tambah Eko.

Menurut penjelasan Kementerian Keuangan dalam buku APBN Kita, utang pemerintah Indonesia pada Mei 2024 bertambah menjadi Rp 8.353,02 triliun, naik 0,17% dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 8.338,43 triliun. Dengan posisi utang tersebut, rasio utang terhadap PDB mencapai 38,71%, sedikit meningkat dari catatan per 30 April 2024 yang sebesar 38,64%.

Meskipun rasio utang terhadap PDB masih terjaga di bawah batas aman 60% sesuai UU Nomor 17/2003 tentang Keuangan Negara, dan menunjukkan tren penurunan dari 40,74% pada 2021 menjadi 39,21% pada 2023, perhatian tetap diperlukan. Pemerintah juga telah melakukan pengelolaan portofolio utang dengan fokus pada utang jangka menengah-panjang, dengan rata-rata waktu jatuh tempo (average time maturity/ATM) mencapai 8 tahun per akhir Mei 2024, yang dinilai cukup aman.

Kondisi ini menandakan pentingnya pemantauan dan pengel

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share post:

Subscribe

spot_img

Popular

More like this
Related

bank bjb Raih Penghargaan Top 20 Financial Institution 2024 dari The Finance

JAKARTA – bank bjb terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat posisinya sebagai salah...

bank bjb Jalin Kerjasama dengan PT Geo Dipa Energi (Persero) Terkait Layanan Perbankan

BANDUNG - bank bjb terus memperkuat sinergi dan kolaborasi sebagai bagian dari strategi...

Wujudkan Pertumbuhan Bersama, bank bjb Efektif Setorkan Modal ke Bank Jambi

BANDUNG - bank bjb terus menunjukkan komitmennya untuk mendukung pengembangan Bank Pembangunan Daerah...

Bandung bjb Tandamata Resmi Umumkan Daftar Pemain Tim Putri

BANDUNG – Bandung bjb Tandamata resmi mengumumkan daftar pemain tim voli putri...