Perhatikan Dampak Buruk Asupan Gula Berlebih pada Kesehatan Anak
Ahli gizi lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr. dr. Tan Shot Yen, menyoroti pentingnya para orang tua mewaspadai dampak kelebihan asupan gula terhadap kesehatan anak-anak.
Dalam diskusi daring yang digelar pada Rabu, Dr. Tan mengingatkan bahwa masih banyak produk makanan dan minuman anak yang mengandung gula tambahan dengan kadar yang melebihi kebutuhan harian anak.
Mengonsumsi makanan dan minuman dengan gula tambahan dapat berdampak buruk pada kesehatan anak. “Masalah pertama yang bisa terjadi adalah anak menjadi ketagihan, yang akhirnya meningkatkan kebutuhan anak terhadap rasa manis yang berlebihan,” ujar Dr. Tan.
Ia menjelaskan bahwa anak yang mengonsumsi makanan dan minuman dengan gula tambahan atau kadar gula yang berlebihan akan memiliki kadar gula darah yang tinggi. Kondisi ini membuat virus dan bakteri lebih mudah berkembang dalam tubuh anak, sehingga daya tahan tubuh mereka menurun dan lebih rentan terhadap penyakit.
Selain itu, Dr. Tan menyatakan bahwa konsumsi gula berlebih dapat menyebabkan obesitas pada anak, yang mana anak-anak dengan obesitas rentan mengalami masalah tulang. Penelitian yang dipublikasikan di Journal of Obesity and Metabolic Syndrome pada 2019 menunjukkan bahwa anak-anak dengan obesitas memiliki risiko 25 persen lebih tinggi mengalami keretakan tulang karena rangka tubuh mereka tidak mampu beradaptasi dengan peningkatan massa tubuh.
Lebih lanjut, Dr. Tan menjelaskan bahwa makanan dan minuman dengan kandungan gula tinggi dapat meningkatkan kadar gula dan kolesterol dalam darah. Kadar gula dan kolesterol yang melampaui batas normal dapat memicu penyakit tidak menular seperti diabetes melitus dan gangguan jantung.
Menurut Dr. Tan, konsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi juga berhubungan dengan peningkatan risiko terserang kanker. “Memang gula tidak secara langsung mengakibatkan potensi kanker. Namun, gula menyebabkan obesitas dan ketika kondisi itu terjadi, berat badan anak akan naik dan obesitas tersebut bisa menjadi jembatan menuju kanker,” katanya.
Oleh karena itu, Dr. Tan berpesan kepada para orang tua untuk memperhatikan kandungan gula pada makanan dan minuman yang dikonsumsi anak agar asupan gula mereka tidak melebihi batas yang dianjurkan.
Hasil Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan bahwa tingkat konsumsi gula pada anak batita tergolong tinggi. Berdasarkan data kebiasaan konsumsi makanan manis anak kelompok umur 3-4 tahun, sebanyak 50,1 persen batita di Indonesia memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan manis lebih dari satu kali per hari.