Setiap dokter di fasilitas kesehatan primer diminta oleh Dr. Siti Elkana Nauli, Ketua Pokja Gagal Jantung Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), untuk merujuk pasien dengan faktor risiko gagal jantung ke kardiolog atau dokter spesialis jantung.
Dr. Nauli mengatakan bahwa banyak pasien dengan risiko gagal jantung seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung koroner masih berobat ke dokter umum dan internis tanpa melakukan pemeriksaan jantung ke kardiolog.
Karena ketiga faktor risiko tersebut merupakan yang paling sering dikaitkan dengan gagal jantung, dia mengatakan bahwa pasien yang memilikinya harus dikonsultasikan dengan kardiolog. Dr. Nauli juga menjelaskan bahwa, karena gejalanya mirip dengan penyakit gastroesophageal reflux disease, pasien yang didiagnosis menderita penyakit lain seperti gerd sebenarnya bisa mengidap gagal jantung.
Ia mengimbau agar tenaga kesehatan dan dokter, termasuk dokter spesialis jantung, juga mengajar pasien dengan risiko gagal jantung. Mewaspadai gejala yang mengarah pada gagal jantung, seperti kelelahan, pingsan, dada berdebar, sesak napas, dan pembengkakan pada perut, kaki, dan wajah, adalah penting bagi pasien.
Dr. Nauli menekankan bahwa perawatan yang cepat dan deteksi akan lebih efektif daripada perawatan yang terlambat. Spektrum penyakit yang dikenal sebagai gagal jantung terdiri dari kegagalan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh, yang mengakibatkan ketidakmampuan jantung untuk memenuhi kebutuhan organ dan sel tubuh lainnya. Akibatnya, kegagalan jantung dapat menyebabkan kematian.