Pertamina Shipping Menyampaikan Strategi Pengurangan Emisi dalam Sektor Pelayaran
Pada Conference of the Parties (COP) 28 di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). PT Pertamina International Shipping (PIS) mengumumkan empat strategi untuk mengurangi emisi di industri pelayaran sebagai langkah menuju ekonomi biru. Menurut Yoki Firnandi, Direktur Utama PIS, mereka berhasil mengurangi emisi 9% hingga tahun 2022, atau 1,9 megaton CO2eq.
Untuk memulai, PIS memiliki 19 kapal sejenis dan tiga kapal yang memenuhi standar emisi tier tiga International Maritime Organization (IMO). Selanjutnya, langkah kedua adalah meremajakan armada sesuai dengan peraturan MARPOL dan Peraturan Menteri Perhubungan. Ketiga, pembersihan lambung, pengoptimalan kecepatan kapal, dan penggunaan alat penyimpan energi membantu mengurangi konsumsi bahan bakar. Keempat, bahan bakar akan digunakan dengan campuran nabati. Rencananya adalah untuk menggunakan 60 persen bensin dan biofuel untuk sisanya. PIS juga akan mengembangkan hidrogen dan amonia.
Yokoi menggarisbawahi betapa pentingnya pengembangan teknologi untuk memungkinkan inovasi tersebut terjadi. PIS bertujuan untuk mengurangi emisi dalam tiga tahap. Mulai dari pembatasan kecepatan operasi kapal hingga penggunaan sumber energi alternatif seperti hidrogen dan amonia hijau dari tahun 2030 hingga 2060. Mereka memiliki rencana untuk mencapai net zero emission (NZE) 2060, sesuai dengan rencana pemerintah untuk ekonomi biru.
Untuk mendorong pengembangan ekonomi biru di berbagai wilayah, pemerintah bekerja sama dengan Pertamina Group dan organisasi lain melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Selain itu, National Blue Carbon Action Partnership (NBCAP) bekerja sama dengan pemerintah dan forum internasional untuk memperbaiki ekosistem karbon biru di Indonesia. Alfredo Giron Nava, Head of Ocean Action Agenda World Economic Forum, menegaskan bahwa dalam mendukung keberlanjutan ekonomi biru, pemerintah, forum internasional, sektor swasta, dan masyarakat pesisir harus bekerja sama.