ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime (AMMTC) Ke-17 di Labuan Bajo membahas sepuluh masalah utama terkait kejahatan transnasional, kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan, dalam suatu kesempatan di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Saat memberikan keterangan pers di Labuan Bajo, Ramadhan mengatakan, “Dalam kegiatan ini, jumlah peserta mencapai 250 orang, dan AMMTC Ke-17 membahas sepuluh isu prioritas mengenai kejahatan transnasional yang menjadi keprihatinan bersama.”
Presiden Joko Widodo secara resmi membuka pertemuan AMMTC Ke-17 secara online.
Pertemuan internasional ini membahas puluhan masalah penting terkait kejahatan transnasional. Di antaranya adalah terorisme, kejahatan dunia maya, perdagangan senjata ilegal, perdagangan hewan liar dan kayu ilegal, peredaran obat terlarang, pencucian uang, kejahatan ekonomi internasional, perompakan di laut, penyelundupan manusia, dan pelanggaran perdagangan manusia.
Tiga negara mitra dialog (China, Jepang, dan Korea Selatan) serta Timor Leste sebagai pengamat menghadiri pertemuan internasional ini, yang dihadiri oleh sepuluh menteri dari negara-negara anggota ASEAN. Selain itu, para direktur Imigrasi ASEAN, sekretaris jenderal ASEAN, dan perwakilan lainnya menjadi bagian dari delegasi.
Dalam laporan pembukaan, Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo menekankan bahwa, meskipun dalam era kemajuan saat ini, kejahatan transnasional tetap menjadi ancaman besar bagi kawasan ASEAN. Oleh karena itu, ia berharap AMMTC Ke-17 akan menjadi tempat untuk mengevaluasi kemajuan dan kerja sama negara-negara ASEAN dalam menghadapi tantangan ini, serta untuk mengembangkan strategi dan langkah-langkah praktis untuk masa depan.
Pada pertemuan AMMTC Ke-17, Sigit Prabowo juga berharap para menteri akan menyetujui draf deklarasi mengenai upaya untuk memerangi perdagangan manusia, terorisme, dan perdagangan senjata.
Presiden Joko Widodo, dalam sambutan video pembukaan, mengungkapkan bahwa kejahatan transnasional masih merupakan ancaman serius bagi keamanan dan stabilitas wilayah ASEAN. Dia berharap pertemuan internasional ini akan merumuskan agenda kerja sama yang responsif dan strategis untuk menjaga ASEAN tetap aman, damai, dan sejahtera.
Setelah pembukaan AMMTC Ke-17, enam negara ASEAN menandatangani nota kesepahaman bersama setelah pertemuan pleno.