“PLN Indonesia Power Lanjutkan Terobosan Transisi Energi melalui Proyek Hijaunesia dan Hydronesia”.
PT PLN Indonesia Power (PLN IP) terus bekerja untuk mencapai transisi energi di Indonesia melalui megaproyek Hijaunesia dan Hydronesia.
Sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021–2030, PLN IP telah memulai Mega Project Hijaunesia dengan kapasitas tujuh gigawatt (GW) energi hijau sebagai langkah pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT). Sekarang, Edwin Nugraha Putra, Direktur Utama PLN Indonesia Power, mempersiapkan proyek Hydronesia dengan daya 1.100 megawatt (MW).
Tujuan dari proyek Hydronesia adalah untuk mencari co-developer untuk bekerja sama dalam membangun proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang siap digunakan.
Edwin menjelaskan bahwa sebagai bagian dari komitmen PLN IP untuk mempercepat transisi energi di Indonesia, perusahaan akan melakukan proyek dengan berbagai mitra strategis, baik dalam negeri maupun luar negeri, untuk memastikan kualitas terbaik.
Dia menambahkan, “Ini merupakan komitmen kami yang sejalan dengan agenda pemerintah untuk mempercepat transisi energi. Tentunya, kami akan menjalankannya dengan maksimal dan mengedepankan kualitas, seperti halnya Proyek Hijaunesia, yang melibatkan berbagai mitra strategis untuk membantu mencapai tujuan menciptakan energi masa depan yang berkelanjutan di Tanah Air.”
PLN Indonesia Power, subholding PT PLN (Persero), akan mengembangkan tujuh GW energi hijau di 108 lokasi di seluruh Indonesia dalam RUPTL 2021–2030. Di sisi lain, Proyek Hydronesia sedang mencari co-developer untuk membangun PLTA di lima lokasi dengan kapasitas total 1.178,5 MW.
Selain mencapai target bauran EBT sebesar 23%, upaya ini merupakan bagian dari komitmen dan implementasi PLN Subholding PLN Indonesia Power dalam aspek lingkungan, sosial, dan pemerintahan (ESG).