Pneumonia pada Anak Sering Dimulai dengan Gejala Demam, Batuk, atau Pilek
Dr. Wahyuni Indawati, pakar kesehatan anak dari Kelompok Staf Medis Kesehatan Anak Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, mengatakan bahwa anak-anak sering mengalami gejala pneumonia seperti demam, batuk, atau pilek, yang kemudian diikuti dengan sesak napas. Dalam pernyataannya di Jakarta pada hari Kamis, dia menekankan betapa pentingnya mengidentifikasi gejala sesak napas, yang merupakan tanda kekurangan oksigen pada anak.
Wahyuni menjelaskan bahwa orang tua dapat mengetahui sesak napas dengan menghitung frekuensi napas anak setiap menit dan mencatatnya. Salah satu tanda sesak napas yang perlu diperhatikan adalah frekuensi napas cepat yang lebih tinggi, seperti lebih dari 60 kali per menit untuk anak di bawah dua bulan.
Untuk mencegah penyebaran infeksi, Wahyuni menekankan penggunaan masker saat tidak sehat, menjaga kebiasaan batuk dan bersin dengan benar, dan mencuci tangan secara teratur. Pencegahan yang efektif juga termasuk memberikan ASI eksklusif kepada anak-anak, menjaga kesehatan anak, menghindari polusi udara dan asap rokok, dan memberikan vaksinasi yang diperlukan.
Selain itu, dia menekankan betapa pentingnya vaksin untuk melindungi anak dari pneumonia. Ini termasuk vaksin Difteri Pertusis Tetanus Hemophilus Influenza B (DPT HiB), vaksin pneumokokus (PCV), vaksin influenza, dan vaksin MR, yang juga dikenal sebagai rubella measles.
Wahyuni menekankan pentingnya perawatan di rumah sakit untuk pasien pneumonia, terutama karena pasien sering mengalami sesak napas dan membutuhkan oksigen. Perawatan di rumah sakit termasuk pemberian oksigen sesuai kebutuhan, penggunaan alat bantu napas jika diperlukan, dan pemberian antibiotik, cairan, dan nutrisi yang cukup.
Dia juga mengatakan bahwa meskipun penderita pneumonia memerlukan perawatan intensif di rumah sakit untuk mencapai pemulihan yang optimal, tindakan seperti inhalasi dan fisioterapi tidak perlu dilakukan secara teratur.