Polisi Ungkap Kasus Pelecehan Guru Mengaji, 17 Anak Terlibat sebagai Korban

Polisi Ungkap Kasus Pelecehan Guru Mengaji, 17 Anak Terlibat sebagai Korban

Polisi menemukan bahwa seorang guru mengaji berinisial P (51) menculik 17 anak perempuan di bawah 10 tahun di daerah Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Menurut Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol. Irwan Anwar, pelaku melakukan modus pencabulan tersebut saat pulang mengaji, terutama saat masih ada siswi di tempat mengaji.

Di Semarang, Senin, dia menyatakan bahwa pelaku meraba organ vital muridnya yang belum pulang usai mengaji. Total ada 17 korban, dan ini terlakulan ketika masih ada siswi yang belum pulang.

Kombes Pol. Irwan Anwar menyatakan bahwa pelaku telah melakukan pelecehan tersebut selama tiga tahun terakhir. Akhir-akhir ini, ini terlakukan pada Oktober 2023. Orang tua korban mengatakan kepada orang tua siswi lainnya bahwa itu benar.

Menurutnya, pelecehan ini terjadi setelah orang tua korban mengonfirmasi bahwa anaknya mengalami hal yang sama dengan orang tua siswi lainnya. Kemudian, kasus tersebut melapor ke polisi.

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak mengamanatkan tersangka. Kapolrestabes Semarang menegaskan bahwa tindakan hukum akan terambil untuk memastikan keadilan bagi para korban dan memberikan sinyal keras kepada pelaku dan pihak-pihak lain yang berpotensi melakukan hal yang sama.

Dalam kasus yang mencengangkan ini, tindakan pelecehan yang terlalami oleh 17 anak perempuan di bawah 10 tahun menjadi bukti kejahatan serius yang harus hadapi oleh pelaku. Keberanian orang tua korban untuk melaporkan kejadian ini menunjukkan pentingnya peran masyarakat dalam mendukung penegakan hukum dan perlindungan terhadap anak-anak. Penanganan hukum sesuai Undang-Undang Perlindungan Anak diharapkan dapat memberikan keadilan bagi para korban serta memberikan sinyal tegas bahwa tindakan semacam ini tidak akan ditoleransi. Kejadian ini juga menjadi panggilan untuk meningkatkan kesadaran dan pengawasan terhadap lingkungan di mana anak-anak belajar, sehingga dapat mencegah terulangnya kasus serupa di masa depan.