PPATK Menghentikan Transaksi pada 1.914 Rekening Terkait Pencucian Uang di Tahun 2023
Menurut Ivan Yustiavandana, Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), PPATK telah menghentikan transaksi pada 1.914 rekening keuangan yang diduga terkait dengan tindak pidana pencucian uang dan terorisme dari Januari hingga Oktober 2023. Tujuan dari tindakan ini adalah untuk menjaga agar hasil tindak pidana pencucian uang tidak disalahgunakan.
Ivan memberi tahu kami bahwa penghentian transaksi ini terjadi setelah tim Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme melakukan analisis tentang tindakan pencucian uang. Selama periode tersebut, rekening yang transaksinya dihentikan mencapai total Rp530,23 miliar.
Menurut, tindakan administratif ini dilakukan setelah analisis dan pemeriksaan yang menunjukkan adanya indikasi tindakan kriminal atau pelanggaran. Langkah selanjutnya akan melibatkan penghentian sementara transaksi atau aktivitas rekening yang berkaitan dengan korupsi, narkotika, kejahatan lingkungan, dan investasi lingkungan.
Ivan menekankan bahwa tugas PPATK tidak hanya terbatas pada kejahatan biasa, tetapi juga termasuk kejahatan yang memanfaatkan teknologi informasi sebagai penggerak, seperti mencegah korupsi politik yang mungkin terjadi pada pesta demokrasi tahun 2024.
Pengamanan dan penyelamatan aset yang berasal dari tindak pidana yang dilakukan oleh PPATK dianggap sebagai bagian dari penegakan hukum yang transparan dan akuntabel di Indonesia. PPATK telah melakukan 297 analisis dari tahun 2016 hingga 2021 terhadap 1.315 entitas dengan nilai aktivitas Rp38 triliun. Pada tahun 2022, juga melakukan 11 pemeriksaan terhadap 24 entitas dengan nilai Rp221 triliun.
