Bappenas : RI Memerlukan Banyak Kapal dengan “Maintenance” Tinggi
Menurut Amalia Adininggar Widyasanti, Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Indonesia membutuhkan sejumlah kapal dengan tingkat Maintenance atau perbaikan dan pemeliharaan yang signifikan. Ketika dia mengunjungi pelabuhan PT. BATAMEC dan PT. Karya Teknik Utama (KTU) di Batam, Kepulauan Riau, pada hari Rabu, dia menyatakan pernyataan tersebut.
“Dengan kekuatan maritim dan luas laut yang besar, Indonesia membutuhkan kapal dalam jumlah yang signifikan, serta pemeliharaan dan perbaikan yang cukup tinggi. Oleh karena itu, pengembangan industri galangan kapal dan pembuatan kapal menjadi sangat penting ke depannya,” kata Amalia.
Dia menekankan bahwa industri lokal harus dilibatkan dalam memenuhi kebutuhan kapal Indonesia agar dapat menghasilkan efek multiplier yang lebih besar di dalam negeri, yang mencakup penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan sektor-sektor terkait di ekonomi biru.
Amalia menekankan posisi strategis Kepulauan Riau (Kepri), khususnya Batam, karena lokasinya di antara Selat Malaka dan Selat Phillips, yang dilalui oleh semua kapal internasional. Ini dianggap sebagai keuntungan yang signifikan bagi perkembangan sektor galangan kapal.
Amalia mengatakan, “Tentunya, peran pemerintah adalah sebagai fasilitator. Kita memastikan iklim investasi dan usaha yang lebih kondusif ke depan.”
Dalam hal ini, Ketua Harian Batam Shipyard Offshore Association (BSOA), Novi Hasni, menyatakan bahwa industri galangan kapal di Kepri, khususnya Batam, memiliki potensi yang sangat besar. BSOA saat ini memiliki sekitar 105 perusahaan galangan kapal yang bergabung dan berkonsentrasi pada pembangunan, perbaikan, dan pemeliharaan kapal baru.
Novi menyebutkan bahwa jumlah kapal jenis tongkang mencapai 1.000, tugboat 300, dan kapal khusus sekitar 60 hingga 70 kapal dibuat setiap tahun. Ia menilai multiplier effect industri galangan kapal terhadap berbagai bidang, seperti perumahan dan pendidikan.
“Multiplier effect-nya sangat luas, mencakup hampir seluruh bidang ekonomi”, kata Novi. “Melalui industri ini, kita memberikan kesempatan penyerapan tenaga kerja dan mendukung sektor UMKM, seperti jasa katering yang menyediakan makanan untuk karyawan di industri galangan kapal.”