Prabowo Menegaskan Bahwa Kekerasan Bukanlah Jalur Menuju Kekuasaan
Di hadapan relawan Erick Thohir, alumni Amerika Serikat (ETAS), Prabowo Subianto berbicara tentang pelajaran yang dia pelajari setelah Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, bahwa kekerasan bukanlah cara untuk mendapatkan kekuasaan.
Prabowo, yang kalah dalam pemilihan presiden 2014 dan 2019, menyatakan bahwa kekerasan hanya akan menimbulkan konflik di dalam negeri dan mengancam kesatuan NKRI.
Pengikut saya sangat tegang ketika saya kalah (di Pilpres 2019). Banyak orang yang marah, ribuan orang sampai di Jalan Thamrin. Saya pergi ke sana, dan banyak orang yang menjadi korban konflik. Anak muda itu terkena gas air mata, dan ketika dia melihat saya, dia berteriak, “Pak Prabowo, kami siap mati untuk bapak.” Saya terkejut. Saya meminta penghentian. Di hadapan relawan ETAS di Jakarta, Senin malam, Prabowo menyatakan, “Saya tidak mau kau mati untuk saya.”
Prabowo kemudian menyatakan bahwa setelah kekalahan dalam Pilpres 2019, rekonsiliasi adalah opsi terbaik baginya.
“Saya waktu itu benar-benar berpikir daripada saya jadi presiden melalui jalan kekerasan, lebih baik saya tidak jadi presiden,” kata Prabowo, yang saat ini berkolaborasi dengan Gibran Rakabuming Raka untuk kembali mencalonkan diri dalam Pilpres 2024.
Prabowo menegaskan dalam pidato politiknya bahwa perpecahan dalam masyarakat merupakan ancaman. Karena ego para pemimpin seringkali menyebabkan perang saudara dan konflik, dia berpendapat bahwa para pemimpin bangsa bertanggung jawab untuk menanggapi ancaman tersebut.
Prabowo menyatakan, “Pemimpin kita sangat mempengaruhi rakyat kita.”
Selama pemilihan presiden 2024, Prabowo menyatakan komitmennya untuk menjaga kerukunan dan keutuhan negara. Dia percaya bahwa para pemimpin Indonesia harus menggunakan politik yang ramah dan tidak menciptakan musuh.
Jika Anda memiliki pemahaman tentang filosofi nenek moyang kita, orang-orang Jawa yang saya kenal mengajarkan saya untuk menang tanpo ngasorake, menang tanpa menyebabkan cedera. Prabowo menyatakan bahwa Presiden Jokowi melakukannya.
Prabowo menyatakan bahwa Presiden Jokowi telah menunjukkan sikap sebagai seorang negarawan dan telah memberikan contoh kepemimpinan yang baik bagi para pemimpin Indonesia yang akan datang.
Prabowo berharap persaingan dalam Pilpres tidak berubah menjadi permusuhan. “Jika kita ingin sukses Demokrasi kita, persaingan jangan jadi permusuhan,” katanya.
Sekelompok warga Indonesia yang lulus sekolah menengah di Amerika Serikat adalah relawan ETAS yang bertemu Prabowo. Sejak Erick Thohir bergabung dengan TKN Jokowi-Ma’ruf pada Pilpres 2019, para alumni telah mendukungnya.
Relawan ETAS mendukung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai calon presiden nomor urut 2 dalam pemilihan presiden 2024, terutama setelah Erick Thohir secara terbuka menyatakan dukungannya untuk pasangan tersebut.
Menginisiasi pertemuan relawan ETAS dengan Prabowo, Garibaldi Thohir, juga dikenal sebagai Boy Thohir, mengatakan bahwa meskipun anggota ETAS hanya sedikit, mereka adalah pengusaha dan taipan yang dianggap menyumbang sepertiga perekonomian Indonesia.
Walaupun kami hanya sekelompok kecil, faktanya, sepertiga perekonomian Indonesia mungkin berada di ruangan ini. Dalam sambutan di pertemuan, Boy Thohir menyatakan, “Jadi kalau mereka mulai dari Djarum Grup, Sampoerna Grup, Adaro Grup, siapa lagi, pokoknya grup-grup semua ada di sini, ada Ninin, wanita terkaya di Indonesia, dan semuanya Pak.”
Boy menyebut Nina sebagai Ariani Saraswati Subianto, seorang pengusaha kelapa sawit dan batubara yang masuk dalam daftar orang kaya Indonesia pada tahun 2021. Erick Thohir adalah kakak Boy Thohir.
