Prabowo Targetkan Ekonomi RI Tumbuh 8%, Jokowi 10 Tahun Hanya Capai 7%
Presiden Terpilih Prabowo Subianto menunjukkan keyakinannya bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 8% selama 5 tahun masa jabatannya yang akan datang, menggantikan Presiden Joko Widodo yang masa jabatannya berakhir tahun ini.
Dalam pernyataannya pada acara peluncuran Geoportal One Map Policy 2.0 di The St. Regis Hotel Jakarta pada Minggu (21/7/2024), Prabowo mengatakan, “Kita harus berani menaruh sasaran yang lebih tinggi. Kalau saya optimistis kita bisa mencapai 8% pertumbuhan.”
Prabowo juga mengungkapkan bahwa rencananya tersebut sudah diketahui oleh dunia internasional. Ia mengklaim bahwa beberapa menteri dari negara lain bahkan bertaruh dengan dirinya mengenai apakah pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai target tersebut selama periode kepresidenannya dari 2024 hingga 2029.
Meskipun tidak menyebutkan negara asal para menteri tersebut, Prabowo menyebut taruhan itu sebagai traktiran makan malam. Jika ekonomi Indonesia berhasil tumbuh 8% selama masa jabatannya, para menteri itu akan mentraktirnya makan malam.
“Kalau kita bisa mencapai 8% hanya sekali dalam lima tahun ke depan, mereka akan membeli makan malam untuk saya!” ujar Prabowo.
Untuk mencapai target tersebut, yang melampaui pertumbuhan ekonomi Indonesia selama sepuluh tahun terakhir yang stagnan di kisaran 5%, Prabowo berencana untuk meningkatkan efisiensi perekonomian, memastikan tata kelola birokrasi yang baik, dan mengimplementasikan kebijakan yang rasional.
“Saya sangat optimis melihat potensi dan kekayaan kita yang sangat besar. Namun, kita harus lebih efisien, mengelola dengan baik, dan mengambil kebijakan yang tepat,” tambahnya.
Prabowo juga menekankan perlunya mitigasi terhadap kebocoran, penyelewengan, dan kebijakan yang tidak mendukung kepentingan nasional serta rakyat.
Sebelum menjabat, Presiden Joko Widodo juga pernah menyatakan target pertumbuhan ekonomi di atas 5%. Selama masa kampanye Pilpres 2014, Jokowi optimis bahwa ekonomi Indonesia dapat tumbuh 7% selama masa kepresidenannya. Namun, dalam kurun waktu 10 tahun, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak pernah mencapai angka 7%, meskipun sempat tumbuh 7,08% pada kuartal II-2021 karena basis perhitungan yang rendah pada kuartal II-2020 akibat pandemi Covid-19.
Selama masa pemerintahannya, pertumbuhan ekonomi Indonesia sering kali tertekan oleh berbagai faktor seperti kenaikan harga BBM bersubsidi, tarif listrik, dan iuran BPJS. Pada 2020, ekonomi Indonesia mengalami kontraksi akibat pandemi Covid-19, dan pemulihan pada 2022 juga menghadapi tantangan seperti kenaikan harga bahan pangan dan suku bunga acuan yang tinggi.
Hingga saat ini, berbagai kebijakan pemerintah yang menekan daya beli masyarakat juga turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas mencatat bahwa sekitar 40 juta pekerja di Indonesia masih memiliki gaji di bawah Rp 5 juta, jauh dari target pendapatan per kapita yang ditetapkan sebesar US$ 5.500 per tahun. Inflasi bahan pangan yang tinggi juga semakin mengikis pendapatan bulanan masyarakat.
Secara keseluruhan, Prabowo berharap bahwa rencananya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8% dapat diwujudkan dengan berbagai strategi dan kebijakan yang akan diterapkan selama masa kepresidenannya.
