Praktisi Identifikasi 3 Faktor Kunci dalam Menjaga Ketahanan Keamanan Siber
Royke Tobing dari PT Spentera menjelaskan bahwa menjaga ketahanan keamanan siber sebuah sistem membutuhkan perhatian pada tiga faktor utama: manusia, proses, dan teknologi. Dari ketiga faktor tersebut, faktor manusia dianggap paling krusial karena setiap orang dapat menjadi celah pertama dalam keamanan siber jika tidak memiliki pengetahuan yang memadai.
“Peningkatan kesadaran tentang keamanan siber dari masing-masing individu dapat membantu menjaga ketahanan keamanan siber sebuah sistem,” kata Royke. Meskipun proses dan teknologi juga penting, faktor manusia menjadi aspek yang paling menentukan.
Royke menyoroti pentingnya pengetahuan individu tentang tindakan pencegahan, seperti tidak membuka lampiran email yang mencurigakan, untuk mengurangi risiko serangan siber. Dia menekankan bahwa kejahatan siber masih terjadi bahkan di negara maju seperti Amerika Serikat karena celah dalam faktor manusia.
Setelah memperhatikan faktor manusia, perusahaan perlu memperhatikan faktor proses, termasuk penetapan rencana dan pengujian sistem keamanan siber. Uji penetrasi menjadi salah satu langkah yang penting dalam proses ini, terutama dalam sektor perbankan, di mana keamanan siber menjadi prioritas.
Terakhir, faktor teknologi juga harus dipertimbangkan. Penggunaan teknologi terbaru menjadi penting untuk mengatasi kerentanan, dengan memastikan bahwa produk dan perangkat yang digunakan dalam sistem adalah versi terbaru.
Royke menekankan pentingnya memperhatikan ketiga faktor ini secara berurutan, dengan tidak terjebak dalam pemilihan alat tanpa mempertimbangkan faktor manusia dan proses. Menurutnya, pendekatan ini adalah kunci dalam menjaga keamanan siber yang optimal.
Dengan memperhatikan tiga faktor kunci yang disebutkan praktisi, langkah-langkah terkoordinasi dalam mempertimbangkan manusia, proses, dan teknologi dapat memperkuat ketahanan keamanan siber sebuah sistem, menegaskan pentingnya pendekatan holistik dalam mengatasi tantangan kejahatan siber.