Presiden Jokowi Prioritaskan Sumber Energi Hijau untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Nasional
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengambil kebijakan untuk beralih dari energi fosil ke energi hijau sebagai prioritas utama.
Di sela kunjungan kerjanya ke Indramayu, Jawa Barat, Jumat, Presiden Jokowi menyatakan, “Semua yang berkaitan dengan kebutuhan listrik secara nasional kita dukung, tetapi sekarang ini kita mulai bergeser ke energi hijau.”
Pernyataan ini juga dibuat sebagai tanggapan atas keputusan Jepang untuk menghentikan pembiayaan untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Indramayu.
Dia menambahkan, “Kalau ada PLTU itu harus sangat kritis, standar-standarnya itu saya kira di kementerian ESDM tahu semua.”
Presiden Jokowi menyatakan bahwa pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Cirata, Purwakarta, Jawa Barat, adalah contoh energi hijau yang saat ini menjadi prioritas utama di Indonesia.
Presiden Jokowi menyatakan, “Saya kira ada gede ini di Jawa Barat, mau kita resmikan di Cirata.”
Menurut situs web Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, PLTA Cirata akan memiliki kapasitas 1.008 MW dan PLTS berkapasitas 1 MWp.
PLTS Terapung Cirata dibangun oleh Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) untuk memenuhi kebutuhan listrik di Jawa-Bali.
Presiden Jokowi juga memprioritaskan energi hijau, khususnya pembangkit listrik geothermal dari energi angin dan panas bumi.