Presiden Menegaskan Sikap Deeskalasi Indonesia Menghadapi Konflik di Timur Tengah
Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan arahan agar Indonesia mengambil sikap deeskalasi atau menahan diri dalam menghadapi situasi ketegangan geopolitik yang tengah melanda beberapa negara di Timur Tengah.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan arahan tersebut dalam sesi konferensi pers setelah rapat terbatas bersama Presiden Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada hari Selasa.
“Arahan Presiden berkaitan dengan apa yang sedang terjadi di Timur Tengah, terutama yang terkait dengan Iran dan Israel,” kata Airlangga.
Ia menjelaskan bahwa sikap deeskalasi menjadi hal yang penting bagi hubungan Indonesia dengan beberapa negara yang terlibat dalam konflik di Timur Tengah.
Presiden Jokowi juga menginstruksikan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk menyusun berbagai skenario mitigasi terhadap potensi defisit keuangan negara.
“Kami melakukan reformasi struktural, menjaga ekspektasi investor, memperkuat daya saing, dan juga investasi jangka panjang di Indonesia. Jadi, kepastian merupakan hal yang harus dijaga,” tambahnya.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, yang turut hadir dalam rapat tersebut, menyatakan kekhawatiran Indonesia terhadap perkembangan situasi di Timur Tengah.
“Kami yakin bahwa eskalasi tidak akan membawa manfaat bagi siapa pun,” ujarnya.
Presiden Jokowi juga meminta Kementerian Luar Negeri untuk terus melakukan upaya diplomatik agar pihak-pihak terkait dapat menahan diri dan menghindari eskalasi.
“Kini, setiap pihak mulai menghitung potensi dampak eskalasi terhadap masing-masing negara, baik itu harga minyak, harga kebutuhan lainnya, maupun nilai tukar dolar, dan sebagainya,” katanya.
Selain Airlangga Hartarto dan Retno Marsudi, rapat terbatas tersebut juga dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto, serta Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.