Presiden Mengapresiasi Kinerja BPJS Kesehatan Meski Mengevaluasi Perbaikan Antrean
Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa meskipun masih ada antrean pasien di fasilitas kesehatan, layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan terus mengalami perbaikan yang signifikan.
Presiden Jokowi menyatakan saat berkunjung ke RSUD Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah, pada hari Senin bahwa layanan perlu dipercepat karena antrean, tetapi itu hanya 30 menit, bukan berjam-jam, sehingga kondisinya tetap baik.
Presiden Jokowi menegaskan dalam siaran langsung YouTube Sekretariat Presiden (Setpres) di Jakarta bahwa perbaikan fasilitas rumah sakit, meningkatkan kecepatan pelayanan, dan upaya untuk memperpendek antrean pasien harus dilakukan segera.
Ketika ditanya tentang masalah layanan kesehatan yang masih perlu diperbaiki di wilayah tersebut, dia mengatakan bahwa antrean di fasilitas rumah sakit tadi masih berdesak-desakan karena memang tempatnya kurang memadai.
Presiden didampingi oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, dan pejabat dari daerah terkait pada kesempatan tersebut. Mereka menghabiskan waktu untuk berbicara dengan pasien untuk menunjukkan bahwa layanan kesehatan pemerintah tidak dibayar secara tidak adil.
Presiden juga meninjau berbagai program pemerintah, seperti Kartu Indonesia Sehat (KIS), yang telah diberikan kepada sekitar 96 juta orang Indonesia, dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), yang dikelola oleh BPJS Kesehatan, telah mencakup 267 juta orang, atau 95% dari populasi Indonesia.
Saya ingin tahu apakah ada pungutan. Selain itu, dia menyatakan bahwa tidak ada batasan untuk jumlah pasien yang harus menginap di rumah sakit. Dia menilai ini sebagai hal yang baik.
Meskipun Presiden mengapresiasi layanan BPJS Kesehatan, evaluasi dan perbaikan terhadap antrean tetap menjadi fokus untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat.