Presiden Umumkan Penampungan Sementara Pengungsi Rohingya oleh Pemerintah
Presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa pemerintah Indonesia sedang menyediakan tempat tinggal sementara bagi pengungsi Rohingya yang masuk ke wilayah negara ini. Pernyataan ini terbuat setelah Stasiun Pompa Ancol Sentiong yang terletak di Jakarta Utara pada hari Senin terresmikan.
Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa pemerintah Indonesia terus bekerja sama dengan organisasi internasional, seperti Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), untuk menemukan cara untuk menyelesaikan masalah pengungsi Rohingya. Diskusi ini mencakup aspek sosial yang muncul dalam masyarakat setempat, terutama di wilayah seperti Aceh, Riau, dan Medan di mana pengungsi Rohingya menginap.
Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa karena masyarakat lokal tidak menginginkannya, dia terus berbicara dengan organisasi internasional seperti UNHCR.
UNHCR melaporkan bahwa sebanyak 3.705 orang Rohingya melalui laut selama tahun 2022, yang merupakan jumlah tertinggi sejak 2015. Sejauh pekan lalu, 1.487 pengungsi etnis minoritas dari Myanmar telah tiba di Indonesia. Menurut data dari Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia.
Presiden sebelumnya telah mengatakan bahwa lebih banyak pengungsi Rohingya masuk ke Indonesia dan bahwa ada jaringan tindak pidana perdagangan orang. Pemerintah terus berusaha mencari solusi untuk masalah ini dengan melibatkan pihak-pihak terkait secara nasional dan internasional.
Sebagai respons terhadap peningkatan jumlah pengungsi Rohingya yang memasuki wilayah Indonesia, Presiden menyampaikan komitmen pemerintah untuk memberikan penampungan sementara. Upaya ini diambil sejalan dengan pembahasan bersama organisasi-organisasi internasional, seperti UNHCR, dalam mencari solusi yang melibatkan aspek sosial dan memperhatikan keberlangsungan masyarakat lokal. Pemerintah berupaya mengatasi isu kompleks ini dengan mempertimbangkan baik kebutuhan kemanusiaan maupun keamanan nasional.
