Proyeksi Penurunan IHSG Setelah Jeda Libur Panjang
Penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan melemah dalam perdagangan Selasa (16/4) ini, menurut pengamat pasar modal dari PT Dinamika Gelora Satya, Oktavianus Audi. Sentimen negatif terhadap bursa dipicu oleh ketegangan geopolitik di Timur Tengah, yang berpotensi mempengaruhi harga komoditas seperti minyak mentah dan emas. Oktavianus menekankan bahwa dalam situasi ketidakpastian global ini, investor cenderung mencari aset dengan risiko lebih rendah.
Selain itu, potensi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS (The Fed) hanya dua kali, yang berada di bawah ekspektasi pasar sebelumnya, juga menjadi perhatian. Oktavianus mengkhawatirkan dampak jangka panjang dari kebijakan ini terhadap daya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi.
Proyeksi Indeks Harga Saham Gabungan hari ini diperkirakan berada di rentang support 7.190 dan resistance 7.330, menurut Oktavianus.
Di sisi lain, CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya Wijaya, memproyeksikan kenaikan IHSG. Menurutnya, setelah mengalami konsolidasi, IHSG menunjukkan potensi kenaikan yang masih terbuka, didukung oleh catatan capital inflow ke pasar modal Indonesia.
William memprediksi bahwa IHSG akan bergerak di rentang support 7.254 dan resistance 7.301 pada hari ini, sambil merekomendasikan sejumlah saham seperti INDF, BBCA, ASII, JSMR, AALI, BSDE, dan PWON.
Pada penutupan perdagangan Jumat (5/4) lalu, IHSG menguat 32,48 poin atau 0,45 persen, mencapai level 7.286. Transaksi investor mencapai Rp11,98 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan mencapai 16,27 miliar saham.
Meskipun proyeksi IHSG cenderung menunjukkan penurunan pasca-libur panjang, faktor-faktor potensial seperti sentimen geopolitik dan kebijakan suku bunga tetap menjadi perhatian utama para pelaku pasar. Dengan konsistensi dalam pemantauan dan strategi yang tepat, investor dapat mengelola risiko dan memanfaatkan peluang yang muncul di pasar saham.